SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Warga yang berdomisili di pesisir pantai Anging Mammiri dan Tanjung Bayam, Minggu (17/02/2019) masih terlihat gotong royong membersihkan tumpukan sampah di daerahnya. Gergaji mesin potong pun di gerakkan untuk memotong-motong bongkahan kayu gelondongan, dan ranting-ranting pohon yang makin menumpuk di area itu.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebagai pengelola berusaha bergotong-royong bersama warga pesisir secara maksimal tapi hasilnya tidak sanggup dengan volume besar untuk dibersihkan.
Masyarakat mengeluh dan terganggu karena akses permandian Pantai Tanjung Bayam dan Pantai Anging Mammiri kurang di hdatangi pengunjung, akibat tumpukan kayu dan sampah dalam skala besar.
Awak media ini melihat kondisi hari Minggu kemarin, butuh alat berat untuk mengangkut tumpukan kayu dan sampah di area itu, seperti excavator, mobil truck dan alat berat lainnya.
Salah seorang warga yang minta tidak disebutkan namanya berharap kalau bisa ada perhatian dan bantuan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama Camat dan Lurah setempat.
"Kami sangat di rugikan dampak pasca banjir. Segi pengunjung yang biasanya hari Sabtu dan Minggu dipadati orang-orang, kini coba lihat sendiri. Pengunjung lebih memilih ke waterboom atau ke Pantai Galesong dari pada ke tempat ini," katanya.
Hal ini mesti dapat solusi dari berbagai pihak dan harus segera di respon. Agar warga tak meratap lagi melihat tumpukan kayu dan sampah di Pantai Anging Mammiri dan Tanjung Bayam sebagai sumber mencari rezeki. (rk)
Warga yang berdomisili di pesisir pantai Anging Mammiri dan Tanjung Bayam, Minggu (17/02/2019) masih terlihat gotong royong membersihkan tumpukan sampah di daerahnya. Gergaji mesin potong pun di gerakkan untuk memotong-motong bongkahan kayu gelondongan, dan ranting-ranting pohon yang makin menumpuk di area itu.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebagai pengelola berusaha bergotong-royong bersama warga pesisir secara maksimal tapi hasilnya tidak sanggup dengan volume besar untuk dibersihkan.
Masyarakat mengeluh dan terganggu karena akses permandian Pantai Tanjung Bayam dan Pantai Anging Mammiri kurang di hdatangi pengunjung, akibat tumpukan kayu dan sampah dalam skala besar.
Awak media ini melihat kondisi hari Minggu kemarin, butuh alat berat untuk mengangkut tumpukan kayu dan sampah di area itu, seperti excavator, mobil truck dan alat berat lainnya.
Salah seorang warga yang minta tidak disebutkan namanya berharap kalau bisa ada perhatian dan bantuan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama Camat dan Lurah setempat.
"Kami sangat di rugikan dampak pasca banjir. Segi pengunjung yang biasanya hari Sabtu dan Minggu dipadati orang-orang, kini coba lihat sendiri. Pengunjung lebih memilih ke waterboom atau ke Pantai Galesong dari pada ke tempat ini," katanya.
Hal ini mesti dapat solusi dari berbagai pihak dan harus segera di respon. Agar warga tak meratap lagi melihat tumpukan kayu dan sampah di Pantai Anging Mammiri dan Tanjung Bayam sebagai sumber mencari rezeki. (rk)
