SOROTMAKASSAR -- Toraja Utara.
Dalam suasana pandemi Covid-19, Pemerintah Daerah Toraja Utara terus mengajak masyarakat bercocok tanam holtikultura yang bibitnya disediakan oleh pemerintah lewat Dinas Pertanian, agar ketahanan pangan tidak tergantung dari daerah tetangga.
Wakil Bupati Toraja Utara Yosia Rinto Kadang mengharapkan agar seluruh masyarakat untuk selalu berpikir positif supaya tidak stres, dan jauhkan rasa takut yang berlebihan di saat sekarang masa Pandemi Covid-19.
Karena, kalau pikiran negatif, lalu stres, ditambah dengan rasa takut yang berlebih, imun tubuh masyarakat bisa membuat fisik menurun dan mudah terserang virus, termasuk virus Corona.
Namun dengan itu, Wakil Bupati Yosia Rinto Kadang juga mendukung dan mengajak masyarakat selalu tetap produktif, baik di sawah, kebun, atau penggunaan lahan pekarangan.
“Masyarakat yang produktif di sawah atau kebun, tetap jaga jarak diantara satu dengan yang lainnya,” ajak Rinto, di lokasi peninjauan perkebunan milik masyarakat di Ba’lele, Kelurahan Mentirotiku, Kecamatan Rantepao, Rabu (20/05/2020) kemarin.
Lanjut Rinto, dalam menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara terus memantau dan memperhatikan masyarakatnya dengan melakukan berbagai cara dalam menjaga stabilitas pangan.
Diantaranya, pemanfaatan pekarangan dan kebun dengan menanam sayur-sayuran, bumbu dapur, dan pangan lokal lainnya yang dalam jangka pendek.
“Budidaya penanaman pangan lokal jangka pendek itu untuk menjaga terjadinya kelangkaan pangan, mengingat sampai saat ini Toraja Utara masih bergantung dengan impor pangan dari daerah lain,” katanya.
Virus Corona banyak mengubah semua keadaan dan aktivitas sosial masyarakat secara global tetapi juga secara khusus di daerah ini. Masyarakat diminta untuk tetap tinggal dirumah, banyak berdoa, bekerja, dan olahraga di rumah masing-masing, ini adalah bagian dari upaya untuk memutus penyebaran virus yang mematikan.
Selain memantau aktivitas masyarakat selama pandemi, Wakil Bupati Yosia Rinto Kadang juga menyumbangkan bibit holtikultura kepada masyarakat setempat dan dirangkaikan dengan panen sayur kangkung dari hasil pertanian masyarakat terdampak pandemi, dan tidak menggunakan pupuk kimia. (man)