JK Raih DR HC Dari ITB di Bidang Inovasi Peningkatan Produktivitas

Dari orasi JK ada beberapa hal yang dapat dicatat sebagai kiprah monumental yang terkait dengan teknologi yang dikutip dari Syamril.

Pertama, produk Garbarata yang dibuat oleh Bukaka Teknik Utama dengan harga lebih murah dari produk luar negeri, dengan kualitas yang lebih bagus. Karena akhirnya, dapat dijual ke bandara Internasional kelas dunia seperti Jepang dan lainnya.

Kedua, konversi minyak tanah ke gas. Bermodal 60 juta untuk penelitian akhirnya diputuskan untuk mengganti minyak tanah dengan gas yang mampu menghemat subsidi dari 40 trilyun menjadi 20 trilyun. Tuntas dalam waktu 3 bulan untuk 60 juta keluarga. Oleh Asosiasi Gas Internasional program ini dinilai sebagai yang terbaik dan tercepat di dunia.

Ketiga, pembangunan bandara dengan desain yang modern, tenaga kerja dalam negeri dan biaya yang lebih murah. Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar semula akan dibangun melalui kerja sama dengan Perancis. Biaya 4.5 Trilyun melalui dana pinjaman. JK memerintahkan untuk desain dan konstruksi, dilakukan tenaga ahli dalam negeri. Akhirnya bisa selesai dengan biaya hanya 1.8 Trilyun. Lebih murah, cepat, dan berkualitas. Sama halnya perlakuan untuk Bandara Kuala Namu Medan dan Ngurah Rai Bali.

Keempat, mewujudkan panser produk Indonesia. Sebelumnya panser, harus di impor dengan harga yang mahal. Padahal tenaga ahli Indonesia mampu membuatnya sendiri. Namun hanya dalam bentuk prototipe yang dipamerkan. Tapi belum bisa diproduksi. JK dengan leadershipnya, akhirnya dapat mewujudkannya dalam bentuk produksi nyata. Melalui kolaborasi Pindad, Krakatau Steel, LEN, Bukaka, United Tractor, BPPT dan ITB akhirnya sampai saat ini telah diproduksi 400 unit panser dengan harga lebih murah 50 persen. Atas prestasi itu JK diminta memberi nama panser tersebut. Maka di namailah 'Anoa', binatang khas Sulawesi.

Kelima, PLTA yang mandiri. Selama ini PLTA dikerjakan oleh tenaga asing. JK dengan semangat 'cahaya dari air' membangun PLTA di Poso yang baru selesai dilanda konflik. Dengan tenaga kerja dan dana dalam negeri, akhirnya terwujud 195 MW, setelah dibangun selama 7 tahun. Berbekal pengalaman itu, selanjutnya hanya 3 tahun dapat membangun pembangkit 125 MW. Kembali JK membuktikan, tenaga ahli dalam negeri juga mampu. Bahkan biaya lebih murah dan teknologi juga lebih baik. Sekarang, berlanjut di Malea Toraja 300 MW. Sedang di Kerinci Jambi, sedikit lebih rumit, karena harus membuat terowongan 10 km dan 14 km menembus gunung. Keduanya akan beroperasi di tahun 2020 dan 2023. (rk)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN