SOROTMAKASSAR -- Jakarta. Bank Indonesia (BI) kembali melakukan gerakan yang berarti, dimana pergerakan rupiah untuk kesekian kalinya membuat dolar Amerika Serikat (AS) takluk.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengemukakan, keperkasaan rupiah tak lepas dari menguatnya ekspektasi kemenangan partai Demokrat dalam pemilu sela.
"Penguatan keyakinan dari pelepasan dolar oleh investor asing dan bank, menyebabkan rupiah sangat kuat di tengah kondisi pasar valas yang cair," ungkap Nanang, Rabu (07/11/2018).
Menurutnya, kemenangan Partai Demokrat akan memberikan penyeimbang peta politik di negeri Paman Sam, dan mengurangi dominasi Partai Republik yang saat ini menghambat arah pengelolaan fiskal AS.
"Posisi partai politik yang bisa diganjal berbagai kebijakan. Presiden Trump yang berani tidak ramah pasar," ujarnya.
Selain karena faktor global, lanjut Nanang menjelaskan, pergerakan rupiah juga ditopang oleh masuknya dana investor yang dapat merefleksikan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Sebagai informasi, kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS. Pada pukul 16:00 WIB, 1$ US ditutup pada Rp.14.575,- di pasar spot. Ini berarti rupiah menguat 1,52$ US dibandingkan penutupan kemarin. (cnbcic)