SOROTMAKASSAR - KOLAKA.
Setelah bekerja di berbagai perusahaan di Kalimantan, Bastian Teba akhirnya kembali ke kampung halaman, di Kabupaten Kolaka sebagai nelayan.
Kesehariannya menangkap ikan di sepanjang Pantai Kayu Angin Kolaka, Bastian pun melihat keindahan alam yang luar biasa.
Keindahan alam yang dilihat setiap hari itu memberi dorongan pada dirinya untuk mencintai lingkungan.
Sebagai wujud kecintaannya terhadap lingkungan, setiap hari Bastian membersihkan pantai, selanjutnya menata lingkungan di sepanjang pantai, dengan menanam Pohon Kayu Angin secara bertahap.
Tidak kurang dari seribu lima ratus bibit pohon kayu angin telah ditanamnya sejak tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 memutuskan untuk membangun rumah dan tinggal di Pantai Kayu Angin.
Pesisir pantai yang gersang ketika itu menjadi fokus perhatian Bastian bersama keluarga. Ia semakin serius melakukan pembibitan dan hampir setiap hari menanam Pohon Kayu Angin di sepanjang pantai Desa Liku, Kecamatan Samaturu, Kolala.
Lokasi yang dihijaukan itu semakin dikenal dengan nama "Pantai Kayu Angin" karena sepanjang pantai ditanami Pohon Kayu Angin, tanpa dicampur dengan pohon lain.
Ketekunan dan kerja kerasnya sebagai pelestari lingkungan dengan menanam Pohon Kayu Angin, menjadikan Desa Liku dinobatkan sebagai Desa Wisata Pantai oleh Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pemerintahan Desa Liku juga mengusulkan Bastian diberi penghargaan sebagai pelopor dan pelestari lingkungan, sekaligus Bastian Teba diberi penghargaan sebagai Pengelola Wisata Pantai Kayu Angin, Kabupaten Kolaka.
Untuk itu, Bastian berharap dapat menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda ) Kolaka dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dan untuk kemajuan kepariwisataan di Kabupaten Kolaka.
Sedang Pemerintahan Desa Liku, yang dipimpin Kepala Desa, Sulaeman menyatakan sangat mendukung pengembangan wisata Kayu Angin, dengan menggelar lomba kebersihan lingkungan bagi warga Desa Liku. (dar)