SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Hamzah Abdullah, kader dan pengurus Golkar Makassar menilai, selama kepemimpinan Nurdin Halid sebagai Plt Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), pamor partai berlambang pohon beringin ini terus memudar dan bahkan menurun secara elektoral.
Penilaian itu diungkapkan Hamzah sebagai tanggapan atas pernyataan Nurdin Halid menuding dirinya sebagai pengacau Musda IX Golkar Sulsel yang berlangsung mulai Jumat (26/07/2019) kemarin dan sempat diwarnai kegaduhan antar sesama kader partai.
Kepada media ini Sabtu (27/07/2018) pagi via pesan WA, Hamzah menjelaskan, kedatangannya di lokasi Musda tidak bermaksud mengacaukan pelaksanaannya. Tapi semata-mata didasari rasa keprihatinan terhadap penyelenggaraan Musda IX Golkar Sulsel yang dipandang tidak berjalan sesuai aturan sebagaimana dalam juklak.
Menurutnya, untuk pelaksanaan Musda semestinya steering dan panitia diputuskan dalam pleno. Nah patut dipertanyakan kapan pleno dilakukan ? Mana berita acaranya ? Padahal aturannya, panitia seharusnya sudah ada 15 hari sebelum kegiatan Musda dilaksanakan.
"Panitia semestinya dibentuk paling lambat 15 hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Nah, kapan panitianya dibentuk, ini yang tidak jelas. Parahnya lagi, penunjukan ketua dan sekretaris steering oleh Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel sarat dengan kepentingan. Sebab kedua steering yang ditunjuk, menjabat Plt Ketua Golkar di daerah kabupaten," bebernya.
Hamzah mengungkapkan lagi, penunjukan Ketua Steering Arfandy Idris dan Sekretaris Steering Iskandar Zulkarnain, patut dipertanyakan independensinya karena keduanya diketahui Plt Ketua Golkar di Bantaeng dan Sinjai. "Sebab nantinya mereka yang memberikan suara. Jangan sampai membuat mekanisme yang menguntungkan kadidat tertentu," katanya.
Di era kepemimpinan Nurdin Halid, tambahnya, Partai Golkar di Sulsel mengalami penurunan secara elektoral. Buktinya, di Pilkada, Pilgub, Pilpres, dan Pemilu, elektabilitas Partai Golkar turun drastis, dan mengakibatkan kehilangan kursi Ketua DPRD di sejumlah daerah.
"Apa yang dialami Partai Golkar di Sulsel, apakah itu menjadi bahan evaluasi ? Pertanyaannya pula, apakah Nurdin Halid lebih baik dari pejabat sebelumnya, Syahrul YL dan Amin Syam ?," ceplos Hamzah.
Menyikapi pula tudingan Ketua Panitia Musda IX Golkar Sulsel Risman Pasigai yang menuding Hamzah dikirim oleh Rusdin Abdullah untuk mengacau, kembali dibantah keras oleh Hamzah yang kemudian menegaskan jika kedatangannya di Musda tidak ada hubungannya dengan Rusdin Abdullah. (*)