SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah bersama 13 tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda di daerah ini, sepakat menolak keras People Power.
Kesepakatan itu dideklarasikan pada acara Silaturahim dan Buka Puasa bersama MUI dengan seluruh elemen masyarakat Sulsel dalam rangka mewujudkan Provinsi Sulsel yang sejuk dan damai, Jumat (17/05/2019) di Claro Hotel.
Acara yang dihadiri ratusan tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh pengusaha ini, ditandai pula dengan pembacaan deklarasi menolak People Power dan penandatangan dukungan Sulsel sejuk dan damai.
Nurdin Abdullah mengatakan, komponen masyarakat Sulsel yang hadir pada acara buka puasa yang digagas MUI itu adalah energi bagi pemerintah Sulsel.
"Pemerintah Sulsel menolak keras People Power. Kehadiran kita semua di sini untuk mendorong pemprov menyatakan sikap menolak People Power," tegas Nurdin Abdullah yang merupakan 10 tokoh Silaturahim Bogor untuk Indonesia 15 Mei lalu.
Nurdin Abdullah mengatakan, siapapun yang ditetapkan oleh KPU dialah pemimpin yang diridoi Allah SWT. "Setelah penetapan tanggal 22 Mei nanti, kita kembali merajut tatanan kehidupan yang bersatu dan kembali bersilaturahim," jelasnya.
Pada kesempatan itu Gubernur Sulsel mengajak tokoh dari berbagai komponen masyarakat untuk duduk dan rembuk bersama untuk meyakinkan kepada semua komponen rakyat, kalau ada pemilihan pasti ada yang menang dan ada yang kalah.
Dijelaskan, Pemilu sudah diatur dengan aturan main yang ditetapkan dalam undang-undang. "Kalau tidak puas dengan hasil pemilu, siapkan data-data dan ajukan ke MK," tegas Nurdin Abdullah.
Menurutnya, KPU adalah satu-satunya lembaga yang dipercaya untuk menyelenggarakan pemilu dan hanya KPU yang bisa menetapkan yang menang dan kalah.
Dijelaskan, pesta demokrasi yang cukup melelahkan, menyita waktu selama tujuh bulan telah usai. "Kita perlu duduk bersama untuk evaluasi agar pemilu ke depan lebih murah," jelas Nurdin Abdullah.
Sementara KH Sanusi Baso dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia akan panjang umur dan rezekinya murah kalau selalu silaturahim.
"Kita tidak butuh benturan satu dengan lain, antara keluarga dengan keluarga, antara satu organisasi dengan organisasi lain. Kita butuh persatuan dan silaturahim," tandasnya. (*)