Oleh. Soeprapto Budisantoso
Dramawan/Pengamat Budaya, Aktif bersama Sinerji Teater Makassar
Judul adalah simpulan dari Ketua LAPPAKS, Senator Ajiep Padindang, dalam even peresmian Galeri de La Macca. Digital dan virtual tak terelakkan menjadi elemen komunikasi yang dibutuhkan, dengan segala konsekwensinya. Pandemi Corona yang membatasi aktivitas orang; memperluas jangkauan dan unsur-unsurnya. Kalau bisa "from home" mengapa mesti "out home" kata protokol Pandemi, kalau bisa from gadget cukuplah komunikasi virtual.
Maka Galeri de La Macca diproklamasikan sebagai Galeri Virtual. Kalau secara fisik ia mempunyai alamat dan bersaing dengan berbagai galeri ekonomi rakyat, seperti penjaja masker, baju, kedai kopi di sekitarnya; maupun di kotanya, bahkan di provinsinya dan di negaranya, maka di jagad virtual ia juga mesti punya alamat, dan bersaing dengan semua galeri ekonomi virtual global lainnya yang ada disana yang lebih banyak lagi, karena hampir setiap orang bisa membangun dan memilikinya.
Konsekwensi bagi sebuah galeri virtual sebagaimana galeri nyata adalah keterampilan untuk membangunnya, mengisinya dengan materi dan event2 terjadwal, dan kemudian mengkomunikasikan dan menjual materinya, secara virtual, sebagai obyek virtual maupun sebagai obyek nyata. Kalau untuk galeri nyata diperlukan perangkat dan SDM berketerampilan tertentu, maka untuk galeri virtual diperlukan perangkat lain dan SDM berketerampilan lain lagi.
Galeri de La Macca telah lahir. Pelan tapi pasti ia akan tumbuh merambah dua dunia, yang nyata, dan yang virtual, dalam satu kemasan untuk keduanya . Selamat kepada Gunawan Monoharto yang menahkodainya, dan kepada kawan2 yang ikut melahirkannya.. (*rk)
