“The Most Creative People” itu “Was Gone”

*Obituari H. Andi Muallim, S.H., M.Si

Oleh : M. Dahlan Abubakar

DI tengah maraknya berita Covid-19, masyarakat Sulawesi Selatan Sabtu (6/6/2020) dikagetkan oleh kepergian seorang mantan birokrat sejati Sulawesi Selatan H. Andi Muallim, S.H., M.Si, pada pukul 19.30 Wita di Rumah Sakit Husada, Makassar.


Almarhum sejak pensiun 2013 selepas menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di era Dr.H.Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si, M.H, jarang muncul di depan publik. Dia lebih banyak aktif mengurus kebun, Masjid Muallim di depan rumahnya, dan sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Al Muallim yang dibentuknya.

Dilahirkan di Bone 23 Desember 1953 dari pasangan Andi Mattangkilang-Hj.Ramlah, almarhum meninggalkan istri setia tercinta, Andi Murlima, lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APBD) Makassar yang dinikahinya 1981 setelah setahun berpacaran. Pria murah senyum dan ramah ini juga meninggalkan tiga orang anak, Andi Rio Perdana, Andi Amalia Putri Adytia, dan Andi Muhammad Tri Putra Pangerang.
 
Jenazahnya sudah dikuburkan Ahad (7/6/2020) pada pukul 10.10 Wita, setelah disemayamkan satu malam di rumah duka di Jl. Beringin I Nomor 07, Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Kerabat keluarga dan sahabat mengantarnya ke pemakaman saat dikuburkan, meski dalam suasana protokol kesehatan.
 
Saya sedikit dekat dengan almarhum pada tahun 2007, ketika menulis buku biografi H.M.Amin Syam. Saya harus berurusan dengan beliau karena Yayasan Al Muallim Jl. Beringin I No. 07 Kabupaten Gowa yang dipimpinnya menjadi penerbit buku 377 halaman yang saya tulis bersama Pak Hasyim Soedikio tersebut. Setelah itu, komunikasi saya jarang terjadi.
 
“He..apa kabar?,” begitu biasa almarhum menyapa saya dalam beberapa kali  bertemu selagi menjabat sekretaris daerah saat Pak Syahrul menjabat Gubernur Sulsel. Suasana yang sama juga, setiap saya menyapa istrinya, Andi Murlina, dalam kesempatan bertemu. Pasangan ini tidak saja perpaduan dua insan berlainan jenis, tetapi juga wujud memadunya dua sifat yang ramah dan menyejukkan.  

Tiga S  

“Andi Muallim, Zona Bebas Korupsi” yang dieditori mendiang Asdar Muis RMS dan kawan-kawan, satu-satunya buku tempat saya memperoleh sedikit informasi mengenai almarhum.

Buku setebal 234 halaman yang diterbitkan Media Wacana Gambiran Yogyakarta Agustus 2005 tersebut lebih fokus mengulas sukses mendiang selama memangku jabatan sebagai Penjabat Bupati Luwu Utara per 31 Desember 2004 hingga paruh 2005, saat Luthfi Andi Mutty terpilih kedua kalinya.
 
Andi Muallim menuntas pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Bone, sebelum melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) ke Kota Sengkang, Kabupaten Wajo. Setamat SMA tahun 1972 dia melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Indonesia (UII), salah satu perguruan tinggi swasta bergengsi di kota gudek itu yang memberi Alling, panggilan masa kecilnya, gelar “sarjana hukum”.

Di Yogyakarta dia tinggal di Asrama Bawakaraeng yang dikenal dengan Krasak Lima, salah satu asrama tempat anak-anak Sulawesi Selatan, selain asrama yang lainnya.   
Hanya lima tahun dia menuntut ilmu dan pulang ke Makassar pada tahun 1978. Tak berapa lama, Februari tahun itu, Alling diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Setelah diangkat sebagai PNS, dia berkenalan dengan cewek cantik bertubuh semampai berkulit putih, Andi Murlima yang sedang belajar di APDN Makassar. Hanya setahun berkenalan dan berpacaran, Alling bulat hati mengakhiri masa lajangnya dengan menyunting sang kekasihnya.
 
Diperlukan waktu sepuluh tahun setelah diangkat sebagai PNS, Alling baru memperoleh posisi atau jabatan. Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap (1988-1993), menjadi awal perjalanannya menempati posisi serupa hingga memasuki masa purnabakti.

Lantaran dari jabatan Sekda ke Sekda, Alling kerap dijuluki S3. Maksudnya, tiga kali menjabat Sekda, yakni selain Sidrap, Gowa (1993-1996) dan Sinjai (1996-1998). Ketika menjabat Sekda Sinjai inilah saya pertama mengenalnya, bertepatan dengan Pak H. Moh.Roem S.H., M.Si menjabat Bupati Sinjai dua periode.
 
Setelah berhenti menjabat Sekda Sinjai, Alling sempat 2 bulan menjabat wakil dari Gaffar Patappe yang menjabat Bupati Pangkep, pada tahun 1998. Tak lama di sini, dia pun ditarik menjabat Kepala Badan Penanaman Modal  (BPM) Sulsel (1999-2000). Sambil menjabat dia juga memanfaatkan waktunya di sore hari mengikuti kuliah S-2 di Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang bekerja sama dengan Unhas.
 
Selagi mengikuti pendidikan magister, Haji Zainal Basrie Palaguna, almarhum, yang menjabat Gubernur Sulsel sejak 1993, menggantikan   A.Amiruddin (alm.), menarik Alling menjabat Asisten Administrasi Setda Provinsi Sulsel. Dia pun meraih gelar magister (M.Si) tahun 2001 bertepatan  dengan saya juga diwisuda di Baruga Andi Pengerang Petta Rani Unhas ketika mendiang Prof.Dr.Ir. Radi A.Gany menjabat Rektor Unhas.

Pada tahun 2002, Alling mengikuti Pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) selama 9 bulan di Jakarta. Kembali dari Lemhanas dia dilantik menjadi Kepala Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Sulsel awal tahun 2003.
 
Satu-satunya jabatan bupati yang pernah diembannya, meskipun hanya penjabat terjadi pada 31 Desember 2004, ketika memimpin Kabupaten Luwu Utara sekaligus mempersiapkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang kemudian kembali menaikkan Luthfi Andi Mutty sebagai Bupati Luwu Utara periode kedua.  
Dia dilantik sebagai Penjabat Bupati Luwu Utara oleh Gubernur H,M.Amin Syam di Kantor Gubernur Sulsel.

Awal tahun 2005, dia menyambangi makam Datok Suleman di Malangke. Mei 2005 melaksanakan studi banding tentang penerapan syariat Islam di Bulukumba. Enam bulan setelah dilantik, dia mencanangkan Luwu Utara bebas kemaksiatan dan dia  ikut memusnahkan ribuan botol minuman keras (miras).

Saat menjabat Bupati, dia menggaungkan Luwu Utara bebas koprupsi, 17 Januari 2005. Gebrakannya ini mengantar Alling memperoleh penghargaan sebagai “The Most Creative People” 2005 dari Yayasan Cipta Citra Insani yang  diserahkan di Jakarta 27 Mei  2005.
 
Kembali dari menjabat, Alling diangkat sebagai Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan di tahun-tahun terakhir H.M.Amin Syam menjabat Gubernur Sulsel. Dia menggantikan Andi Tjonneng Mallombasang yang memasuki masa purnabakti. Masa jabatannya ini tuntas 31 Desember 2013 bertepatan dengan dia akan memasuki masa purnabakti.

Ir.Abdul Latief, M.Si, M.M. yang lahir  di Pinrang 18 Agustus 1958 yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Bina Prasarana Wilayah Sulsel dan Kepala Dinas Bina Marga, terhitung 31 Desember 2013 menjadi Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan.

Andi Muallim menuntaskan pengabdian duniawiahnya selagi usia sedang merambat menuju 67 tahun pada 23 Desember nanti.
“The Most Creative People” (orang yang paling kreatif) itu “was gone” (telah pergi), mengutip frase terakhir ucapan Tom Wolve, novelis Amerika yang terkenal dengan karya-karya dramatiknya.  ‘Inna lillahi wainna ilaihi  rajiun’. (*)

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN