Ketua Dekranasda Sulsel, Hj Lies F Nurdin, Apresiasi Festival Aksara Lontaraq

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Selatan, Hj. Liestiaty F Nurdin, memberi apreasisi dan dukungan pelaksanaan Festival Aksara Lontaraq 2020 yang puncak perayaannya akan di gelar pada 27 - 29 Agustus 2020 mendatang. Hal ini diungkapkan saat menerima audiensi panitia Festival Aksara Lontaraq 2020, dipimpin Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Moh Hasan Sijaya, bersama stakeholder di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu (15/08/2020).

Turut hadir dalam pertemuan, Ketua Panitia Festival Aksara Lontaraq 2020, Upi Asmaradhana, Pustakawan senior, Syahruddin Umar, Plt Kabid Perpustakaan, Nilma, Pustakawan Madya, Syamsul Arif, dan staf pimpinan Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, A. Wildanti.

Terungkap, Festival Aksara Lontaraq 2020, dinilai banyak kalangan sebagai gerakan kebudayaan yang diharapkan mampu melestarikan aksara dan budaya Lontaraq, yang menurut para peneliti, akan punah jika tidak dilestarikan.

"Kita apresiasi kegiatan ini, apalagi tujuannya menjaga tradisi Sulawesi Selatan. Aksara lontaraq ini adalah warisan leluhur kita. Ia harus dilestarikan. Jangan mau kalah dengan kebudayaan negara lain," kata Lies F Nurdin.

Dalam pertemuan dengan panitia Festival Aksara Lontaraq, Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel ini juga berpesan, kiranya kegiatan ini berkesinambungan, dan melibatkan masyarakat yang lebih luas, khususnya anak-anak sekolah. Sehingga pemahanan dan pengetahuan aksara Lontaraq tidak hilang dan dilupakan. Ia juga menyatakan kesiapannya hadir di acara Fashion Show Lontaraq yang juga didukung dan atas kerjasama Dekranasda Sulsel.

"Kita harus bangga dengan budaya sendiri of khususnya aksara Lontaraq. Tak banyak bangsa-bangsa di dunia yang memiliki aksara. Kita akan support kegiatan ini.Penting buat anak-anak kita," ujarnya.

Terkait Fashion show Lontaraq ia berharap, para karya pengrajin lontaraq dan budaya empat etnis di Sulsel, Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja bisa ditampilkan agar mendorong lahirnya karya-karya daerah.

"Di daerah ini banyak karya-karya yang bagus-bagus. Mudah-mudahan dengan festival ini, mendorong mereka tampil berkarya lebih baik lagi," harapnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Mohammad Hasan Sijaya, mengatakan, selebrasi Festival Aksara Lontaraq 2020 ini akan dikemas dengan berbagai pertunjukan budaya dan seni, berupa Pameran Aksara Lontaraq dan Fashion Show batik lontaraq. Termasuk seminar Internasional terkait Lontaraq, yang para pembicaranya dari lima benua.

Saat ini sejumlah pembicara dan peserta dari mancanegara menyatakan ikut antara lain, Malasyia, Singapura, Brunei, Jepang, Australia, Selandia Baru, Amerika, Iran, Afrika Selatan, Rusia, Belanda, Inggris dan tentu saja Indonesia.

Dari tanah air, sejumlah peneliti juga sudah mendaftar dari Jakarta, Bali, NTB, Sultra, Sulsel dan Sulbar.

"Keikutsertaan para pembicara internasional ini membuktikan Aksara Lontaraq bukan hanya menjadi milik Sulsel, tapi juga dunia. Dan kehadiran para peneliti internasional ini mengindikasikan bahwa lontaraq adalah warisan dunia. Ini tugas kita menjaga aksara dan budaya lontara melalui Festival Tahunan Aksara Lontaraq yang dimulai tahun ini. Doakan semoga dilancarkan," ujarnya.

Ia juga berterima kasih kepada Lies F Nurdin, istri Gubernur Sulsel, yang bersedia menghadiri salah satu rangkaian Festival Aksara Lontaraq 2020, yaitu Fashion Show Batik Lontaraq yang diproduksi oleh disainer-disainer Sulsel.

Ketua Panitia Aksara Lontaraq yang juga Founder dan CEO PT Kabar Grup Indonesia, Upi Asmaradhana mengatakan, kegiatan kebudayaan ini akan menjadi warisan buat generasi kita yang akan datang.

"Festival tahunan ini hasilnya bukan satu, dua, tiga tahun tapi untuk 100 tahun yang akan datang. Dukungan pemerintah daerah, khususnya Ibu Gubernur selaku Ketua Dekranasda akan menjadi momentum gerakan kebudayaan bersama, yang kami sebut Gotong royong kebudayaan anak negeri, "kata Upi.

Saat ini kegiatan festival sedang memasuki tahapan lomba, yang dimulai 25 Juli- 15 Agustus 2020. Festival ini sendiri dilanuching secara virtual 25 Juni 2020 dihadiri tujuh negara dan 765 peserta.

"Puncaknya 27-29 agustus mendatang insya Allah, selama tiga hari berturut-turut bakal digelar secara bersama. Dihari itu juga kita akan menggelar pameran naskah kuno, atraksi budaya dan seni: fashion show, musik dan musisi milenial yang membawakan lagu-lagu Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja, Tunrung rinci dari maestro gendang Sulsel, Pameran lukisan Tanah Liat, Pembacaan Puisi dan Pappasang serta seminar penetapan hari Aksara Lontaraq, dan Anugerah Kebudayaan," katanya.

Dalam Anugera kebudayaan itu, pantia pelaksana juga akan memberikan apresiasi kepada tokoh, lembaga yang berdedikasi tinggi untuk kebudayaan dan seni di Sulawesi Selatan, dalam bentuk award. Kegiatan yang berlangsung di masa pandemi ini juga dikemas dengan memperhatikan protokol covid-19. (rk)