Rumah Puisi Arya STR Beri Penghargaan Sastrawan dan Seniman Sulsel

SOROTMAKASSAR -- Gowa.

Rumah Puisi ARYA STR, merupakan lembaga independen di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslim Indonesia (YAPMIN) Sulsel yang didirikan sastrawan Sulsel Muhammad Amir Jaya dan tiga bersaudara, Muhammad Ridwan, Patta Bone, dan Dg Mangeppek sejak tahun 2009, memberikan penghargaan kepada lima sastrawan dan satu seniman sebagai bentuk apresiasi positif kepada tokoh-tokoh ini yang sangat produktif dan konsisten berkarya, Sabtu (11/07/2020) di di Jendela Teras Semesta, Perumahan Samata Residence Blok F22B Samata, Kabupaten Gowa.

Kegiatan itu merupakan rangkaian diskusi Sastra (bincang buku novel Cinta dan Kusta), karya Dr Suradi Yasil, dengan pembincang, Dr Nojeng, Ishakim, dan Irhyl Makkatutu yang dipandu Moderator Damar I Manakku.

Menurut Muhammad Amir Jaya, saat ini Rumah Puisi ARYA STR yang bertujuan untuk penelitian dan pendidikan serta penerbitan buku, majalah dan tabloid, telah menyediakan buku-buku untuk dibaca gratis oleh warga kota Makassar.

"Alhamdulillah, di Rumah Puisi ARYA STR ada sekitar 8000-an judul buku dari berbagai disiplin ilmu yang dibisa dibaca gratis oleh masyarakat kota Makassar," kata Muhammad Amir Jaya usai diskusi sastra.

Namun tahun 2020 ini Rumah Puisi ARYA STR, lanjut M. Amir Jaya, memberikan penghargaan kepada Lima sastrawan dan satu seniman sebagai bentuk apresiasi positif kepada tokoh-tokoh ini yang sangat produktif dan konsisten berkarya.

"Saya telah melakukan pemantauan kepada sejumlah sastrawan dan seniman di Sulsel, baik di media cetak maupun di media sosial, dan ternyata enam tokoh ini yang sangat produktif berkarya. Karenanya saya tergugah untuk memberi penghargaan," katanya.

Sastrawan--seniman yang mendapat penghargaan itu yakni Mahrus Andis (kategori penulisan puisi, esai dan kritik sastra), Yudhistira Sukatanya (cerpen dan puisi), Goenawan Monoharto (puisi), Suradi Yasil (novel), Andi Wanua Tangke (cerpen), dan Ishakim (sketsa).

Ke depan, katanya, Rumah Puisi ARYA STR akan membentuk tim tiga, yang akan meneliti karya-karya sastrawan dan seniman Sulsel, apakah itu puisi, cerpen, novel atau esai sastra dan karya-karya lukis.

"Mereka yang benar-benar produktif dan konsisten berkarya akan diberikan penghargaan yang pantas. Paling tidak membeli karya-karya mereka untuk disebarkan kesetiap perpustakaan. Jadi tahun ini, baru langkah awal. Semoga tahun depan sudah terealisasi. Saya juga mohon doanya. Saya yakin setiap kabaikan akan bernilai ibadah di sisi-Nya," kunci M. Amir Jaya. (rk)