SOROTMAKASSAR -- Toraja Utara. Konflik penutupan Sumber mata air PDAM di Salu Silaga, Kelurahan Sapan, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara terus berkepanjangan dan sudah tidak memperhatikan kepentingan orang banyak serta telah merugikan pemerintah daerah dalam pemasukan PAD.
Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan yang didampingi ketua DPRD kepada wartawan Jumat (12/10/2018) menyampaikan hal itu terkait penutupan air oleh masyarakat Sapan. "Hari ini Sabtu (13/10/2018) pemerintah akan ke Sapan bertemu masyarakat untuk mencari jalan keluar atas aksi blokade mata air PDAM Toraja Utara oleh warga Sapan, Kecamatan Buntu Pepasan", tegasnya.
“Kami akan temui tokoh masyarakat, dan ini jalan yang akan kita tempuh untuk bisa memberikan kepuasan kepada semua pihak. Saya akan ketemu langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat Sapan di sana (Buntu Pepasan),” terang Kalatiku.
Pemerintah, lanjutnya, tidak datang dengan tangan kosong ke pertemuan itu. “Kita akan komitmen dan membuat kesepakatan dgn mayarakat disana. Mengenai permintaan memperoleh hasil 10% dari pendapatan PDAM, itu kita tidak bisa. Yang bisa kita lakukan adalah memberi mereka kompensasi dalam bentuk pembangunan,” ujar Kalatiku.
Menurutnya, ada empat poin materi yang akan dibahas dengan tokoh-tokoh masyarakat Sapan, pada pertemuan nanti. Keempat poin itu, masing-masing pemasangan meteran pipa air bersih ke rumah-rumah penduduk. Kedua pembuatan irigasi untuk mengaliri sawah-sawah milik warga di sekitar Salu Silaga. Ketiga pembangunan jalan poros Sapan. Dan terakhir pemasangan penerangan listrik untuk warga.
“Poin-poin itu yang akan kita bicarakan. Saya katakan, pemerintah akan realisasikan pada tahun ini dan tahun depan, Kalau tidak sempat selesai tahun ini akan disempurnakan di tahun depan,” tegasnya.
Pertemuan antara bupati dan warga ini dilakukan untuk menyelesailan konflik soal penutupan mata air PDAM di Salu Silaga sejak 9 Agustus 2018.
Penutupan mata air itu telah merugikan sejumlah warga pelanggan PDAM di Kecamatan Tikala, Barana Kadeapi, sekitar Malango', Jl Serang, hingga sebagian Rantepao karena tidak mendapat pasokan air bersih selama dua bulan terakhir. (Hr).