SOROTMAKASSAR -- Toraja.
Forum Diskusi Budaya Toraja, kembali menggelar Webinar seri ke 06, sekaitan dengan Hari Kartini, mengusung tema Menimba Nilai Spirit Perempuan Toraja dalam Berkontribusi bagi NKRI dengan Berpedoman pada Budaya Toraja, Sabtu (24/04/2021).
Pada webinar ini hadir sebagai keynote Speaker Ibu Pdt. Dr. Henriette H. Lebang. Dia mengangkat sisi peran perempuan dalam menempa dan mendidik anak Toraja menjadi manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
Dikatakan, nilai kearifan lokal masyarakat Toraja harus tetap ditumbuh kembangkan agar menjadi sesuatu yang bernilai guna bagi karakteristik manusia Toraja.
Henriette H. Lebang kagum akan sebuah pengalaman ketika berada di Toraja, dimana ada seorang ibu mengendong anaknya dan bersenandungkan atau malollonan yang mana didalamnya disertai doa agar kelak anaknya menjadi orang yang berguna bagi NKRI dan gereja.
Narasumber lain, Lily Amelia Salurapa', SE, MM, senator Provinsi Sulsel di DPD RI 2019-2024. Dr. M. Yovita Pandin Datupadang, MM, CMA, CPA, akademisi dan mantan Rektor di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Timur.
Kemudian pembicara yang ketiga, Dra. Bunga K. Kobong, MSi peneliti Perempuan Toraja dan juga sebagai konselor dan trainer. Dr. Agnes Anastasia Sosang, SH, MH, dari praktisi kesehatan dan hukum dibidang kesehatan. Siswanto Pabidang seorang praktisi kesehatan dan founder dari PDkT.
Webinar ini berlangsung kurang lebih empat jam melalui zoom dan dipandu moderator Dr. dr. Siswanto Pabidang, SH, MM berjalan penuh semangat.
Pengisi acara, Chatharina E. Pandin Putri yang berusia 7 tahun, mempersembahkan lagu "Ibu Kita Kartini" dan disambut tepuk tangan oleh peserta webinar.
Menurut Lilly Amelia Salurapa', perempuan harus diberi ruang penuh dalam berkontribusi terhadap NKRI. Sementara M. Yovita Pandin Datupadang mengaris bawahi pada penguatan keberadaan perempuan sebagai pelindung dalam keluarga, dan jika hal itu berhasil dilakukan maka bisa ditularkan ke komunitas baik di gereja, masyarakat maupun lingkungan kerja serta bangsa.
Bunga K. Kobong, tekankan peran keluarga dibutuhkan dalam penguatan generasi muda Toraja.
"Siapa lagi yang akan memelihara aset kebudayaan Toraja jika bukan kita, oleh karena itu mari bersinergi secara kolaboratif agar Toraja sebagai sebuah etnis tidak terabrasi oleh pengaruh budaya luar secara sporadis, melainkan ada filterisasi yang kita butuh, yakni kita semua, agar kebudayaan Toraja tetap terjaga dan bisa dilestarikan," ungkapnya dengan nada optimis.
Agnes Anastasia Sosang menekankan bagaimana pelibatan perempuan dalam menerima edukasi khususnya pada kesehatan.
"Sekarang ini masyarakat butuh nutrisi dalam kesehatan dan itu perempuan ada peran, bagaimana menyajikan sajian yang sehat bagi keluarga.Jika ini berhasil maka itu bisa berdampak positif bagi kesehatan masyarakat Toraja," paparnya.
Mengakhiri presentasinya, A. A. Sosang, mengatakan, kehidupan dikelilingi oleh cincin kehidupan.
"Sebagai contoh kita ada dalam diri sendiri,lalu kita ada dalam lingkup keluarga, lalu kita ada dalam lingkup komunitas dan masyarakat serta bangsa Indonesia. Ini semua merupakan lingkaran cincin kehidupan. Pertanyaannya, apakah kita siap dalam lingkaran tersebut menghadapi sebuah tantangan hidup seperti sekarang ini, inilah perenungan bagi kita semua," tegasnya.
Noldus Pandin,SAnt, selaku panitia Webinar Seri 06 berharap agar kedepannya ada Kartini masa kini dari Toraja dalam berkonsentribusi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan (noldus pandin).