SOROTMAKASSAR -- Sinjai.
Ada yang menarik sekaligus dapat dijadikan contoh oleh madrasah lain khususnya yang ada pada lingkup Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, dimana Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sinjai menerapkan hukuman atau sanksi kepada siswa yang terlambat masuk sekolah diwajibkan membaca Al-Qur’an.
Seperti pada Rabu (13/02/19) pagi nampak beberapa siswa yang terlambat datang dicegat oleh guru piket untuk selanjutnya diproses dan memberi sanksi hukuman membaca Al-Qur'an.
Penerapan sanksi hukuman tersebut menurut Kepala MAN 1, H. Syamsuddin, S.Ag, mulai efektif diterapkan sejak semester lalu yang sebelumnya bentuk hukuman kepada siswa yang terlambat diberi sanksi push-up atau jalan bebek oleh guru BK didampingi guru piket yang bertugas.
Namun menurut Syamsuddin, berdasarkan pengamatannya sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di madrasah ini, sanksi semacam itu sudah tidak efektif lagi diterapkan di madrasah yang notabene dikenal adalah sekolah agama.
Olehnya itu, pihaknya mulai mencari formulasi baru, bagaimana cara agar siswa terlambat diberi hukuman yang tidak lagi bersifat fisik namun ada nilai atau manfaat diantaranya bermanfaat bagi siswa untuk memperlancar bacaan Al-Qur’an.
"Ini sebagai hukuman bagi mereka yang terlambat dan sanksinya ini selain bermanfaat bagi mereka juga mendapatkan pahala. Kita wajibkan kepada siswa yang terlambat untuk membaca Al-Qur’an 1 juz," ungkap H. Syamsuddin.
Sementara itu, ditempat terpisah salah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) MAN 1, Musawwir, S.Pd menyebutkan, hukuman atau sanksi sebelumnya yaitu push-up atau semacamnya hanya dipandang remeh oleh sebagian siswa sehingga dewan guru mencari formula baru untuk diterapkan kepada siswa yang terlambat diminta untuk tilawah 1 juz per siswa.
Dengan tadarus, tambah Musawwir, timbul rasa penghormatan siswa kepada Al-Qur’an, karena membaca Al-Qur’an tidak bisa dianggap main-main. Hal ini tentunya memiliki manfaat bagi para siswa, untuk memperlancar bacaan Al-Qur’an, disamping untuk mendukung program sebagai madrasah ramah anak.
“Dengan cara ini kita dapat mengetahui siapa saja siswa yang belum lancar mengaji, itu semua yang menjadi evaluasi kami, untuk mencoba membuat program tadarus Al-Qur’an semakin digalakkan," jelasnya. (AaN)