Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor Meninggal di RSU Wahidin Sudiro Husodo Makassar

SOROTMAKASSAR –- Morowali Utara.

Kabar duka datang dari Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng). Bupati Morowali Utara, Aptripel Tumimomor meninggal dunia, Kamis (2/4/2020) pada pukul 22.30 Wita.

Bupati Morowali yang menjabat sejak Februari 2016 tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang merupakan rumah sakit rujukan untuk virus Corona.

Penyebab meninggalnya Bupati Morut ini hingga saat ini Pemda Sulteng masih menunggu hasil swab Bupati Aptripel dari tim medis.

“Hasil diagnosa pertama dan hasil rapid test yaitu negatif Covid-19. Saat ini kami masih menunggu hasil swab dari RS Wahidin,” kata Jubir Covid-19 Sulteng, Haris Karimin, Jumat (3/4/2020) dini hari Wita.

Namun, Haris mengatakan, status Bupati Morut saat dirujuk ke RS dr. Wahidin bukan OPD ataupun PDP COVID-19, melainkan ada riwayat penyakit lain.

Pihak Pemda Morut belum memberikan keterangan terkait riwayat perjalanan ataupun riwayat penyakit Bupati Aptripel Tumimomor.

Bupati Aptripel Tumimomor, sebelum meninggal sempat menjalani perawatan beberapa hari di Siloan Hospital Makassar. Tepat pukul 20.30 Wita, Aptripel menghembuskan napas terakhirnya.

Sebelumnya, Aptripel Tumimomor MT dikabarkan menjalani rawat inap di Siloam Hospital Makassar, Sulawesi Selatan. Almarhum diketahui menderita udem paru akut, menyusul serangan demam dengue empat hari sebelumnya.

Diagnosis laboratorium itu, dikemukakan juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Morowali Utara, dr Daniel Winarto MBiomed SpPD dalam konferensi pers di RSUD Kolonodale, Kamis (2/4/2020).

Konferensi pers itu turut dihadiri Sekretaris Kabupaten Morowali Utara Ir Musda Guntur MM, Kepala Dinas Kesehatan Morowali Utara Dr Delnan Lauende MKes, serta Direktur RSUD Kolonodale dr I Made Pujawan MKes.

Daniel mengatakan hasil tes laboratorium terkait demam dangue diketahui Jumat (27/3). Berselang empat hari kemudian, Selasa (31/4), Aptripel dinyatakan mengidap udem paru akut atau penumpukan cairan di organ tersebut.

“Awalnya bupati menderita demam dangue. Namun sakit beliau bertambah akibat penumpukan cairan di paru-paru. Saat itu beliau memilih tidak diopname di rumah sakit,” jelasnya.

Dokter ahli penyakit dalam itu juga melakukan rapid test untuk mengetahui paparan Covid-19 terhadap Aptripel, hasilnya menunjukan indikator negatif. “Rapid test menujukan negatif. Artinya sakit Bupati tidak terkait C-19,” ungkap Daniel.

Aptripel yang masih bertahan di rumah dinas selanjutnya diberikan terapi obat-obatan dan oxygen. Proses itu dipantau langsung oleh Daniel.

Sehari kemudian, Rabu (1/4), kondisi Aptripel memburuk sebelum dilarikan ke RSUD Kolonodale. Namun karena hal teknis, Aptripel kemudian dirujuk ke rumah sakit Siloam Makassar dan Kamis malam Bupati Morut Aptripel Tumimomor meninggal pada usia 55 tahun.

Aptripel Tumimomor lahir di Kolonodale, Petasia, Morowali Utara pada tanggal 3 April 1966. Dia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dua orang kakaknya bernama Tumirda Tumimomor dan Oktrin Tumimomor, sedangkan seorang adiknya bernama Yulineri Tumimomor.

Ayahnya yang bernama Hendrik Tumimomor Kamesi dilahirkan di desa Tinompo (Kecamatan Lembo), dan ibunya Maligene Damantora Lande dilahirkan di desa Moleono (Kecamatan Petasia Barat).

Keduanya merupakan tokoh pendidik (guru) yang telah melahirkan banyak murid yang sukses. Dia adalah turunan Mokole Ede Kamesi, yang merupakan Datu Ri Tana VIII (Raja Mori), yang menjabat pada tahun 1907 hingga 1928.

Tahun 1979, Aptripel memulai pendidikan awal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres I Tomata, dan pada tahun 1982 melanjutkan ke SMP Negeri Tomata. Dia kemudian pindah ke Poso untuk bersekolah di SMA Negeri I Poso dan tamat pada tahun 1985.

Almarhum kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Kristen Indonesia Paulus di Kota Makassar. Di Makassar, dia menetap dan merambah dunia bisnis hingga kini.

Aptripel kuliah di Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) jurusan Teknik sipil. Dia berhasil menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) pada tahun 1991. Dia juga mengambil program Magister (S2) di kampus yang sama dengan konsentrasi keilmuan yang sama dan lulus sebagai Magister Teknik.

Dari pernikahannya dengan HO Liliana, pasangan ini dikaruniai tiga orang anak. Masing-masing bernama Andhyka Haryanto, Arlyn Stevani dan Arfan Irvanoff. Arlyn kini sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jakarta, dan Andhyka di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Anak bungsunya, Arfan, masih duduk di bangku sekolah SMA.

Pada tahun 2011, saat Aptripel berlibur di Tomata, dia turut campur tangan dalam merenovasi Gereja Bukit Zaitun, dengan menghadirkan 11 orang tenaga kerja yang dia pekerjakan untuk proyek-proyeknya di Sulawesi Selatan. (*)