Menteri Suharso : Redesain Transformasi Ekonomi akan Menjadi Legacy Pemerintah Saat Ini

SOROTMAKASSAR -- Jakarta.

Seusai menghadiri Rapat Terbatas terkait SDGs dan Redesign Transformasi Ekonomi Indonesia di Istana Merdeka pada Selasa, 30 Maret 2021 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyampaikan beberapa hal terkait capaian SDGs.

Pertama, Peta Jalan TPB/SDGs 2017–2030 adalah skenario pencapaian TPB/SDGs yang menggunakan proyeksi business as usual dan proyeksi akselerasi pencapaian target menggunakan skenario intervensi kebijakan.

Selanjutnya, Voluntary National Review (VNR) 2017 & 2019 atau pelaporan untuk tingkat global VNR Indonesia tahun 2017 merupakan salah satu yang terbaik dari 6 negara. Dan VNR Indonesia 2019 adalah salah satu terbaik dalam pelaporan Goal 16.

Menteri juga menjelaskan mengenai pelaksanaan TPB/SDG di daerah dan keterlibatan pemangku kepentingan non pemerintah.

“Sekitar 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah menyampaikan sustainability report, sebagai laporan partisipasi dalam implementasi SDGs,” ujar Menteri.

Sebanyak 91% dari lembaga jasa keuangan dan emiten telah menyampaikan sustainability report. Sementara itu, jumlah lembaga jasa keuangan dan emiten yang menerbitkan sustainability reporting sebanyak 9% dan sejumlah 91% tidak menerbitkan. Selain itu telah terbentuk 21 SDGs center/network di perguruan tinggi Indonesia.

Setelah itu, Menteri menyampaikan mengenai redesain transformasi ekonomi Indonesia bangkit dari Covid-19. Menteri menegaskan bahwa tugas besar bangsa Indonesia adalah melakukan transformasi ekonomi Indonesia untuk mengangkat trajektori ekonomi bukan hanya pemulihan ekonomi saja. “Pemulihan ekonomi, necessary condition but not sufficient,” tuturnya.

Pemulihan ekonomi bersifat jangka pendek adalah intervensi sisi permintaan (demand side) yaitu menjaga daya beli dengan penyaluran bansos dan subsidi, dan menciptakan permintaan dengan peluang kerja dan kebutuhan suplai barang atau jasa.

Transformasi ekonomi bersifat jangka menengah – panjang dan intervensi sisi produksi (production side) dengan total factor productivity, produktivitas modal, dan produktivitas tenaga kerja.

Kemudian, Menteri menuturkan 6 strategi besar dalam redesain transformasi ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan dengan TPB/SDGs sebagai instrumen utama.

Strategi pertama adalah SDM berdaya saing yaitu sistem kesehatan, pendidikan (Sistem Pendidikan dan Pendidikan Karakter), riset dan inovasi.

Strategi kedua adalah produktivitas sektor ekonomi, yaitu industrialisasi, produktivitas UMKM dan modernisasi pertanian.

Strategi ketiga adalah ekonomi hijau yaitu ekonomi rendah karbon dan ekonomi sirkuler, blue economy, serta transisi energi.

Strategi keempat adalah transformasi digital, yaitu infrastruktur digital, pemanfaatan digital, serta penguatan enabler.

Strategi kelima adalah integrasi ekonomi domestik atau economic powerhouse, yaitu infrastruktur konektivitas: superhub, hub laut, hub udara dan domestic value chain.

Strategi keenam adalah pemindahan IKN dengan tujuan sumber pertumbuhan baru
dan menyeimbangkan ekonomi antar wilayah.

Kepala Bappenas juga memberikan 3 catatan bahwa transformasi ekonomi memerlukan orkestrasi. Pertama transformasi ekonomi memerlukan orkestrasi mulai dari perencanaan sampai dengan implementasi. Kedua, transformasi ekonomi bersifat jangka menengah – panjang harus terintegrasi dengan rencana pembangunan jangka menengah – Panjang. Ketiga, transformasi ekonomi bersifat lintas pelaku, lintas sektor dan lintas wilayah serta lintas tingkat pemerintahan.

Mengenai redesain transformasi ekonomi Indonesia, selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus 2020.

“Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan Pendidikan," ucap Presiden.

“Saatnya kita bajak momentum krisis ini untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country. Dan, 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," ucap Presiden.

Menutup pemaparannya Menteri PPN/Kepala Bappenas menuturkan bahwa redesain transformasi ekonomi akan menjadi legacy Pemerintah saat ini dengan meletakkan fondasi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. (*)