Upacara Pedang Pora dan Tetesan Air Mata Iringi Langkah Budi Sarwono Tinggalkan Lapas Makassar


SOROTMAKASSAR -- Malassar.

Upacara tradisi pedang pora dan tetesan air mata dari ratusan pasang mata warga binaan hingga seluruh staf dan pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar, mengiringi ayunan langkah kaki Budi Sarwono bersama isteri meninggalkan institusi yang pernah dipimpinnya selama kurang lebih 17 bulan.

Acara serah terima jabatan (sertijab) yang dirangkaikan dengan lepas sambut pejabat lama Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Makassar, Budi Sarwono kepada pejabat baru penggantinya, Rubianto tampak berjalan begitu khidmat dan berlangsung sukses di Aula Lapas Kelas I Makassar, Jln Sultan Alauddin Makassar, Rabu (04/09/2019).

Semula agenda kegiatan tersebut bejalan cukup meriah dan terlihat suka cita yang diwarnai kegembiran menyaksikan aneka hihuran seperti tarian dan nyanyian. Semuanya tampak riang menyambut kehadiran Kalapas baru, Rubianto serta merasa syukur atas keberhasilan pejabat lama Budi Sarwono yang mendapatkan kenaikan jabatan.

"Terima kasih kepada Kepala Kantor Wilayah Sulsel Kementerian Hukum dan HAM karena telah mengantar saya ke posisi ini," ungkap Budi Sarwono ketika memberikan sambutan kesan dan pesannya di acara lepas sambut Kalapas Kelas I Makassar tersebut.

Hingga pada akhir acara saat prosesi salam-salaman yang dilakukan oleh seluruh staf dan pegawai Lapas Kelas I Makassar terlihat pemandangan begitu mengharukan karena hampir seluruh staf dan pegawai meneteskan air matanya.

Dari suasana suka cita, berubah menjadi haru, Budi Sarwono bersama isteri di berondong pelukan perpisahan, bahkan ada beberapa staf dan pegawai seakan tak ingin melepaskannya. Hal itu wajar, mengingat sosok Budi Sarwono yang dikenal sangat ramah dan baik hati, sehingga membuat semua orang di lingkup Lapas Kelas I Makassar terkesan sangat mendalam.

Bahkan bergantian mereka meminta kesempatan untuk foto bersama dengan Budi Sarwono, hanya agar dapat memiliki kenangan bersama mantan pemimpinnya ini. Apalagi Budi Sarwono memang sering mengatakan, dimanapun kelak dirinya berada dia akan tetap mengingat staf dan pegawai yang pernah dipimpinnya.

"Saya tak pernah membedakan mereka. Bagi saya semuanya sama, kita bersaudara, jadi silaturahmi tidak boleh putus," tuturnya.

Tak hanya staf dan pegawai Lapas Kelas I Makassar yang merasa kehilangan seorang pemimpinnya yang penyayang dam lembut namun tetap tegas. Warga binaanpun turut merasakannya, dan ini dibutikan ketika Budi Sarwono melangkahkan kaki keluar dari Aula Lapas Kelas I Makassar.

Sejumlah warga binaan baik tua dan muda terlihat bejejer rapih di depan aula begitu melihat Budi Sarwono keluar, dan semuaya langsung memberikan ucapan perpisahan. Padahal sebelumnya warga binaan ini berkumpul tak beraturan, akan tetapi ketika melihat Kalapas hendak meninggalkan tempat, mereka langsung berkumpul dengan rapih menyalami Budi Sarwono.

Di detik-detik terakhirnya, Budi Sarwono bahkan sempat memimpin iyel-iyel yang terakhir kalinya, sembari berpesan untuk tetap mempertahankan iyel-iyel ini dan semua pihak di Lapas Kelas I Makassar terus menjaga kekompakan

Upacara pedang pora pun mengiringi ayunan langkah kepergian Budi Sarwono dan isteri. Bahkan detik-detik akhir meninggalkan tempat tersebut, masih banyak staf, pegawai dan warga binaan datang menyalaminya. Meski diliputi tetesan air mata kesedihan karena berpisah, seluruh staf dan pegawai Lapas Kelas I Makassar tetap mendoakan Budi Sarwono agar meraih sukses ditempat tugasnya yang baru.

Sosok Pemimpin Panutan

Tidak cuma staf biasa dan pegawai yang merasakan, kehilangan sosok Budi Sarwono, tapi juga Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Muzaini turut merasakannya. "Beliau adalah sosok pimpinan yang baik dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya," ucapnya.

Ia menyebutkan Budi Sarwono adalah orang yang ramah, baik dan mengayomi bawahannya. Menurutnya waktu begitu cepat berlalu, sampai tak terasa dirinya harus berpisah dengan sosok pemimpin panutannya itu.

Muzaini mengaku, saat Budi Sarwono memberikan sambutannya, dirinya sempat mendengar bahwa Budi Sarwono akan merekomedasikan teman-teman yang memiliki prestasi kepada Kakanwil Sulsel. Hal ini membuktikan Kalapas yang lama merupakan, orang yang rendah hati.

"Saya berharap, saya bisa mencontoh beliau dalam kepemimpinan. 17 bulan adalah waktu sebentar buat saya belajar dengan beliau," ujarnya.

KPLP pun menyampaikan doa terbaiknya, semoga sang promotor iyel-iyel yang selalu menginspirasi, tetap sehat dan sukses dengan jabatan barunya. Namun, ia juga meminta agar Budi Sarwono tetap menjaga silaturahmi dengan masyarakat Lapas Kelas I Makassar dan tidak melupakannya. (ht)