Prof Hatta Pattah Temukan Organisme Endemik di Kawasan Minapolitan Luwita


SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Minapolitan adalah kawasan yang dibangun dan dikembangkan dengan konsep yang dititik beratkan pada sektor perikanan dengan mengedepankan prinsip efisiensi, kualitas, percepatan dan berkesinambungan.  


Salah satunya, Kawasan Minapolitan Luwita (Lero Ujung Labuang, Desa Wiringtasi dan Desa Tasiwalie) di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Prof. Dr. Ir. H. M. Hatta Pattah kepada awak media ini ketika ditemui dalam sebuah acara yang berlangsung di permandian Tanjung Anging Mammiri mengemukakan jika kawasan itu sudah dirintis sejak tahun 2007 silam.

Menurut Prof. Hatta, di kawasan itu dia menemukan organisme endemik yang tidak ada dimana-mana, yaitu makanan alami Phronima Suppa. Karena di tempat itu di kenal udang windu (udang sitto) merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan Kabupaten Pinrang. 

”Produksinya itu mencapai 285 kg rata-rata perhektar permusim tanam hanya dalam waktu 45 hari. Dan kita sudah patenkan temuan itu dengan sebutan Phronima Suppa," jelas akademisi dari Universitas Muslim Indonesia.

Namun pada Juni 2015, di bidang perikanan, harga udang anjlok. Prof.Hatta bersama timnya akhirnya mendapat jalan lain selain sektor perikanan. Pilihannya jatuh pada sektor pariwisata. Karena sektor ini bisa mendorong pengembangan pariwisata. Dan di tempat itu ada obyek wisata Luwita. 

“Akhirnya dikenal Pantai Luwita dengan makna lain ada sesuatu yang kita nikmati dan kita lihat termasuk keindahan alam. Kita berharap seperti di Bali ada Pantai Lovina. Ini kan bisa memberikan citra baru wisata di Sulawesi Selatan,” sambung Pembantu Rektor V UMI ini.

Kawasan Minapolitan  dan Pantai Luwita kini sudah berkembang dan berjalan, maka pengembangan berikut ke Kecamatan Langrisang Pinrang. Dan mengembangkan kembali udangnya, khusus kualitas premium. Bukan dikhususkan untuk ekspor ke Jepang saja tapi akan ekspansi ke Eropa dan Amerika. Kebetulan bertepatan dengan Gubernur Sulsel yang baru menjadikan salah satu prioritasnya ingin mengembalikan kejayaan udang windu Sulawesi Selatan. 

”Desain dan program Pemerintah Provinsi Sulsel menjadikan Kabupaten Pinrang untuk pengembangan udang di Sulsel. Di kecamatan itu disiapkan lahan 1.500 ha yang diperuntukkan untuk udang windu dan sementara berjalan. Insya Allah tahun depan kita sudah bisa ekspor ke Eropa," pungkas Prof. Hatta. (rk)