SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Belajar dari kejadian bentrok antara sipir dan napi di Rutan Kelas ll B Kabupaten Siak, Rustam selaku Plt Rutan Gunungsari Kelas I Makassar, memilih melakukan pendekatan persuasif kepada warga binaan.
Selain pendekatan persuasif, pihaknya juga membentuk tim khusus untuk menangani warga binaan.
Ia menjelaskan, pendekatan persuasif yang dimaksud, adalah dengan menganggap warga binaan sebagai saudara.
"Sehingga jika ada isu-isu yang tidak memungkinkan, bisa kita redam," katanya.
Untuk menjaga kodisi rutan yang tetap kondusif, dirinya sering melakukan sosialisasi tentang keamanan.
Tidak hanya sosialisasi, pihaknya juga menggelar kegiatan yang bermaanfaat bagi seluruh warga binaan.
"Salah satunya kita terus meningkatkan kegiatan kerohanian untuk membentuk mental," ujarnya.
Rutan Kelas I Makassar, tambahnya, sering melakukan pembinaan konseling. Diketahui jumlah warga binaan sendiri sebanyak 2.150 orang. (ht)
Belajar dari kejadian bentrok antara sipir dan napi di Rutan Kelas ll B Kabupaten Siak, Rustam selaku Plt Rutan Gunungsari Kelas I Makassar, memilih melakukan pendekatan persuasif kepada warga binaan.
Selain pendekatan persuasif, pihaknya juga membentuk tim khusus untuk menangani warga binaan.
Ia menjelaskan, pendekatan persuasif yang dimaksud, adalah dengan menganggap warga binaan sebagai saudara.
"Sehingga jika ada isu-isu yang tidak memungkinkan, bisa kita redam," katanya.
Untuk menjaga kodisi rutan yang tetap kondusif, dirinya sering melakukan sosialisasi tentang keamanan.
Tidak hanya sosialisasi, pihaknya juga menggelar kegiatan yang bermaanfaat bagi seluruh warga binaan.
"Salah satunya kita terus meningkatkan kegiatan kerohanian untuk membentuk mental," ujarnya.
Rutan Kelas I Makassar, tambahnya, sering melakukan pembinaan konseling. Diketahui jumlah warga binaan sendiri sebanyak 2.150 orang. (ht)