GM UIW PLN Sulselbar Awaluddin Hafid: Kita Masih Miliki Cadangan 500 MW

SOROTMAKASSAR -- MAKASSA

Masyarakat Sulawesi Selatan tidak perlu khawatir dengan kekurangan cadangan listrik. Saat ini tersedia 2.000 megawatt (MW) listrik dan 1.500 MW di antaranya terpakai.
“Jadi, kita memiliki cadangan 500 MW,” kata General Manager Unit Induk Wilayah (UIW) PLN Sulselbar Awaluddin Hafid ketika membawakan kuliah umum di Kampus Universitas Cokroaminoto Makassar (UCM), Kamis (18/11/2021) pagi.

Kuliah umum tersebut dirangkaikan dengan penandatanganan naskah kerja sama pemberian bantuan beasiswa duafa kepada 20 mahasiswa UCM dari Yayasan Baitul Mal PT PLN pimpinan H.Abdul Azis. Baik kuliah umum maupun penandatangan naskah kerja sama dihadiri Ketua Dewan Pembina Yayasan SARI Sulsel Prof.Dr.H.Basri Hasanuddin, M.A., Rektor UCM Prof. Dr.H.M.Tahir Kasnawi, S.U., Wakil Rektor I Dr.H.Ibrahim Saman, S.E., M.M., Wakil Rektor II Roswiyanti, S.E.,M.M., Wakil Rektor III Hj. Suryani Syamsuddin, S.E.,M.M., Sekretaris UCM Dr.Ida Suryani M.P, dan sejumlah dekan fakultas di lingkungan UCM.

Prof.Basri Hasanuddin saat memberikan sambutan pada penandatanganan naskah kerja sama ini mengatakan, menghadapi tantangan yang kian berat ke depan kita tidak dapat menyelesaikannya secara sendiri-sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi.
“Saya berharap berkolaborasi dengan PLN ini, UCM dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi,”ujar Rektor Unhas periode 1989-1997 tersebut.

Tuntas 30 Menit
,
Awaluddin Hafid yang lulusan Teknik Mesin tahun 1992 itu mengatakan, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan pemadaman listrik karena PLN telah menargetkan setiap pemadaman segera diatasi maksimal dalam waktu 30 menit. Jika pun dalam kondisi sangat darurat, misalnya terdapat pemadaman antara wilayah Baru dengan Makassar, maka akan dipasok melalui transmisi yang lain. Begitu pun jika ada pelanggan yang memasang baru hanya diperlukan paling lama 5 hari menunggu. 

Guna mempermudah pelayanan seperti ini, ujar ayah empat anak ini, PLN hingga kini sudah membangun jaringan transmisi sepanjang 24.240 km lebih. Jaringan transmisi ini sudah hampir mengelilingi Sulsel. Oleh sebab itu, PLN sebagai sebuah perusahaan besar dengan nilai aset sebesar Rp 1.607 triliun lebih (2021) dan Rp 1.589 triliun (2020) jelas tidak mau “collapse” (gagal,runtuh).

“Tidak ada pilihan lain bagi kita di PLN harus berbuat yang terbaik untuk bangsa,”ujar pria yang sudah berkeliling bertugas di berbagai daerah di Indonesia tersebut.
Hingga saat ini PLN masih mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tello, Makassar, Barru, dan Jeneponto yang menggunakan batu bara. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang memanfaatkan energi fosil. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan memanfaatkan kincir raksasa. Pembangkit Listrik Tenagar Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap dan Jeneponto.

Khusus mengenai PLTB ini, Awaluddin Hafid menjelaskan, ada di Desa Mattirotasi dan Desa Lainungan Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap menghasilkan energi listrik sebesar 70 MW. Tiga puluh tiang trubin berukuran tinggi 133m dengan panjang baling-baling 63m. Satu tiang PLTB dapat menghasilkan 2,5MW dan mampu memasok kebutuhan listrik 2.500 rumah. (MDA).

 


PLTB di Tolo Jeneponto dan Desa Karumpang Kecamatan Arungkeke , menghasilkan 72 MW dengan kapasitas 1 turbin mencapai 6,3 MW, menggunakan 20 turbin angin, dengan ketinggian tower/menara mencapai 135m dan terletak pada areal seluas 60 hektare. Terdapat total 60 baling-baling dengan panjang 63m.
“Kedua PLTB ini menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbesar di Indonesia,” kata Awaluddin Hafid yang menggantikan Ismail Deu sebagai GM UIW PLN Sulselbar akhir 2020. (MDA).