MUI Dukung Pemkot Makassar Gencarkan Pembelajaran Al-Qur'an 5000 Lorong

SOROTMAKASSAR -- Makassar

Upaya Pemerintah Kota Makassar dalam menyelamatkan generasi muda pada khususnya dan ummat Islam pada umumnya dengan menggencarkan pembelajaran Al-Qur'an pada 5000 lorong mendapat dukungan sepenuhnya dari Majelis Ulama Makassar (MUI) Kota Makassar.

Dukungan sepenuh hati dari MUI Makassar tersebut terungkap dalam Simposium bertajuk "Menumbuhkankembangkan Pembelajaran Al-Qur'an pada 5000 Lorong di Kota Makassar", dibuka resmi Walikota Makassar diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs. H. Andi Muhammad Yazir, M.Si. dan turut dihadiri Ketua MUI Makassar Anregurutta DR. KH. Baharuddin, AS., MA., Sekretaris Drs. KH Masykur Yusuf, dan Bendahara Drs. HM Yunus, MM., Rabu (16/9/2021), di Hotel Novotel Makassar Jalan Chaeril Anwar.

Simposium yang digelar Komisi Pendidikan dan Dakwah yang menampilkan nara sumber Dr. KH. Hamzah Harun al-Rasyid (Ketua Komisi Pendidikan dan Dakwah MUI Makassar) dan Dr. H.M. Arsyad Ambo Tuo tersebut mengharuskan semua peserta dan undangan mengenakan masker, mengatur jarak dengan menduduki kursi yang sudah diatur panitia, serta membersihkan tangan dengan sanitizer.

Menurut KH Hamzah Harun, program andalan yang digencarkan Pemkot Makassar sangatlah tepat ditengah kondisi masyarakat yang sangat memprihatinkan disebabkan godaan kenikmatan duniawi yang begitu dahsyat menggeser peran dan pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari dan di tengah pergaulan bebas.

Gerakan dari lorong dalam menghidupkan dan menumbuhkankembangkan pembelajaran Al-Qur'an diakui juga Dr. HM Arsyad, Kandepag Makassar yang tampil sebagai pembicara kedua.

Menurutnya, di zaman Rasulullah rumah sahabat Nabi bernama Arqam bin Abi Arqam yang menjadi tempat pertama melangsungkan pendidikan letaknya berada dalam lorong, sehingga sangat tepat jika Walikota mempopulerkan programnya, menumbuhkembangkan pembelajaran Al-Qur'an di setiap lorong-lorong kota dlm wilayah Makassar.

"Tentunya kita mengharap agar program 5000 lorong ini mendapat dukungan semua pihak. Belajar mengaji ini tidak sebatas tartil saja, lagu saja, tapi terpenting adalah membacanya dengan benar kemudian memahami kandungan isinya," tandas Dr. H Arsyad.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs. H. Andi Muhammad Yazir, M.Si. sesaat sebelum membuka resmi simposium yang diikuti para camat dan lurah, penyuluh agama, dan pengurus masjid mengatakan, Islam ini agama sempurna yang seharusnya mampu mengangkat derajat kehidupan kita di dalam berbangsa dan bernegara.
(H. Jurlan Em Saho'as)