SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Generasi muda zaman sekarang disebut generasi milenial atau generasi 'Y' berbeda dengan generasi sebelumnya, karena generasi 'X' kerap lambat mengikuti perubahan zaman.
Generasi milenial (kelahiran 1999 s/d 2000-an, Red) menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian. Bahkan saat ini generasi milenial mulai mengubah budaya sejumlah korporasi di Indonesia.
Gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel ditularkan mulai urusan perekrutan hingga memotivasi karyawan. Korporasi pun lebih efisien dan produktif. Sayangnya, peran generasi milenial yang andal di bidang teknologi digital belum banyak berkiprah disektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan dan penguatan kedaulatan pangan.

Demikian ilustrasi awal yang diungkapkan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Hasrul, SP, MP ketika membeberkan kondisi pertanian Indonesia saat memberikan kuliah umum di Ruang Rapat Mabudatora BBKP Makassar.
Kuliah umum dihadapan 75 orang mahasiswa Fakultas Pertanian, jurusan Agribisnis Teknik dari Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Cokroaminoto Palopo, berlangsung baru-baru ini.
Menurut Hasrul, mengubah pola pikir pemuda dan pemudi bangsa untuk mencapai AgroGemilang (Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa, Red), dilakukan melalui program nasional untuk ekspor dengan mendorong anak muda milenial menjadi pelaku ekspor dan terjun ke sektor pertanian.
"Kedepannya, generasi muda pertanian harus mampu menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian modern. Generasi muda saat ini harus bisa membuat pertanian lebih modern," tegasnya.
Mengakhiri kuliah umumnya, Hasrul menekankan, kunci untuk menjadi petani milenial yang sukses, diantaranya adalah berani memulai dan mengutarakan ide-ide kreatif yang membangun, kemudian melihat peluang yang ada dan melakukannya, serta memanfaatkan teknologi yang ada dengan melibatkan masyarakat sekitar terutama petani.(ir/maa)