Peristiwa di Jln Metro Tanjung Bunga Murni Perkelahian Kelompok dan Bukan Pengeroyokan


* Awal Persoalan, Nadil Sepupu Isman Ditendang

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Peristiwa pertikaian yang terjadi di Jln Metro Tanjung Bunga Kota Makassar, Kamis (10/09/2020) dinihari dan disebut-sebut melibatkan Isman Triyadi Iksan (putra Bupati Jeneponto) seperti dilansir media ini Jumat (11/09/2020), sesungguhnya bukanlah suatu tindakan pengeroyokan tetapi murni merupakan perkelahian antara dua kelompok pemuda.

Hal itu dikemukakan Mustaufiq mewakili pihak keluarga Bupati Jeneponto Iksan Iskandar dalam klarifikasi tertulisnya yang disampaikan ke redaksi media ini, Sabtu (12/09/2020) siang dengan maksud meluruskan kronologis kejadian yang sebenarnya agar tidak menimbulkan misspersepsi masyarakat dan menjadi issu yang bisa berdampak lebih luas lagi.

Dalam klarifikasinya itu, Mustaufiq yang juga menjabat Kabag Humas Pemda Jeneponto menguraikan, apa yang dilansir media merupakan laporan versi Alam dkk saat melapor di kepolisian. Namun kronologis kejadian yang sebenarnya sangat berbeda, sebab Alam dkk melapor seolah-olah mereka dikeroyok. Bahkan mereka dengan gamblang menyebut Isman Triyadi Iksan pemicunya, padahal yang bersoal adalah Nadil sepupu Isman.

Kronologis kejadiannya, cerita Mustaufiq, berawal ketika Nadil sendirian keluar dari Cafe Pizza Ebirra Mall Pipo menuju lift untuk mengambil mobil. Sampai di lift, ada sekitar 10 orang mahasiswa berfoto di depan lift. Karena Nadil berpikir para mahasiswa itu belum mau masuk lift, sehingga saat lift terbuka iapun masuk duluan dan rombongan mahasiswa tersebut juga ikut masuk.

Nadil yang berdiri di dekat tombol lift kemudian memencet menuju lobby sementara para mahasiswa tidak memencet tombol lift. Tak lama kemudian tiba-tiba Nadil ditendang dari arah belakang sebanyak 2 kali. Nadil cuma memilih diam dan tidak melakukan perlawanan sama sekali karena berpikir jika dirinya melawan pasti dia bakal dikeroyok.

Sesampainya di lobby pintu masuk Mall Pipo, rombongan mahasiswa itu kembali ingin berfoto lagi dan tanpa merasa bersalah lalu menyuruh Nadil untuk mengambil gambar mereka. Nadil pun menolak karena merasa para mahasiswa tersebut sudah menendang dirinya tanpa sebab sebanyak 2 kali sewaktu berada dalam lift.

Tak terima dengan perlakuan mahasiswa tersebut, saat berjalan ke parkiran Nadil lalu mengejar dan memukul salah seorang mahasiswa bernama Alam yang telah menendangnya di dalam lift. Usai memukul Alam, teman-teman Alam bermaksud memukul balik Nadil, namun disaat yang sama rombongan Nadil yakni Isman dkk yang terlambat turun dari lift pun tiba.

Melihat sepupunya hendak dikeroyok sekitar 10 orang mahasiswa, sontak Isman berteman langsung menghampiri Nadil sehingga terjadilah perkelahian antara kedua kelompok pemuda itu, yakni kelompok Alam sebanyak 10 orang melawan kelompok Nadil dan Isman yang hanya berjumlah 6 orang.

"Jadi dengan melihat kronologis peristiwa tersebut, tidak benar jika para mahasiswa itu mengatakan mereka dikeroyok. Yang benar adalah murni perkelahian antara 2 kelompok. Bagaimana bisa dikatakan pengeroyokan jika jumlah kelompok mahasiswa itu 10 orang sedangkan kelompok Nadil dan Isman hanya sebanyak 6 orang," tandas Mustaufiq sembari menambahkan pertikaian ini sementara dalam proses mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak. (jw)