Prof Mohammad Askin, Jejak Karier Putra Silolo di Tanah Rantau


SOROTMAKASSAR -- Selayar.

Prof Dr H Mohammad Askin, SH adalah seorang ilmuan dan praktisi hukum yang sudah 56 tahun melanglang buana di tanah rantau namun tetap memiliki niat suci dan ikhlas untuk berkontribusi positif sebagai putra daerah di tanah kelahirannya "Bumi Tanadoang".

Komunikasi M. Daeng Siudjung Nyulle sebagai seorang penulis di berbagai media lokal dan nasional baik media cetak dan online oleh Prof Moh Askin telah memberi nama jurnal (dsu) pada akhir pekan ketiga Nopember 2018 lalu dengan harapan meminta pandangan dan komentar yang berkenaan tentang Hari Jadi Selayar ke-413 Tahun pada 29 November 2018.

Dalam buku biografi Prof Dr H Mohammad Askin, SH yang memiliki jumlah 380 halaman pada memasuki usianya yang ke-72 tahun (1945-2017) bisa dibaca suka dan duka dari perjalanan hidupnya ditanah rantau yang sangat syarat dengan tantangan. 

Buku dengan judul "Moh Askin Mengabdi Pada Tiga Lembaga Negara" ditulis sendiri oleh beliau secara perlahan-lahan tapi pasti akan terbit pada masanya. Dalam buku ini juga telah termuat foto dan dokumentasi saat melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Dalhousie University Canada pada tahun 1984-1985 dan ketika menjadi anggota Parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tahun 1999-2004 sebagai wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Dalam buku ini pula telah diuraikan perjalanan panjang seorang Prof Askin dari tempat kelahirannya di Kampung Silolo, Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki (dulu Desa Buki Kecamatan Bontomate'ne), Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menuju Makassar, Senayan dan akhirnya kini telah berada di Medan Merdeka Utara Jakarta sebagai hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Mahkamah Agung RI. 

Makassar adalah tempat menyelesaikan pendidikan menengah hingga ke Universitas dan bekerja sebagai dosen dan guru besar tetap pada Hukum Pidana - Fakultas Hukum di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1964-2000.

Pada tahun 1999, Prof Askin diharuskan untuk hijrah ke Senayan Jakarta berbarengan dengan pelantikannya sebagai anggota DPR RI untuk masa bhakti 1999-2004. Hal ini dilakukan untuk lebih berkonsentrasi dan lebih menfokuskan diri sebagai anggota Parlemen di Gedung DPR RI Jakarta. 

Ditempat kerja yang baru ini, Prof Askin sapaan akrab bagi rekan sebayanya, telah diposisikan di Komisi VIII yang membidangi Pertambangan dan Energi, Lingkungan Hidup, Risek dan Teknologi sekaligus merangkap sebagai anggota di Badan Legislasi DPR RI yang banyak menyiapkan  mengenai Rancangan Undang Undang.

Di Lembaga Parlemen ini pula telah terbuka luas kesempatan untuk melakukan studi banding ke sejumlah kota besar di dunia dalam rangka penyiapan RUU. Tidak sedikit kota besar di dunia yang dikunjungi oleh putra kelahiran Silolo Selayar ini. Diantaranya Canada, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, China, Thailand, Korea, Singapore, Malaysia, Australia, New Zaeland, Brasilia, Chile, Venezuela, Arab Saudi dan Yaman. 

Dari sejumlah kunjungan ini maka lahirlah sebuah pepatah yang berbunyi "Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa". (M. Daeng Siudjung Nyulle)