SOROTMAKASSAR -- Makassar
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh tim dosen dari Universitas muslim Indonesia (UMI), melakukan pemanfaatan angin lokal guna meningkatkan kualitas udara dengan mengatur ventilasi inlet dan outlet, di kawasan padat penduduk, di wilayah RW 005 Kelurahan Bantabantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, beberapa waktu lalu.
Tim yang terdiri dari, DR. Juhana Said, ST, MT, dari Teknik Arsitektur UMI selaku ketua, Nashrah, ST, MSi, dari Teknik Arsitektur UMI, dan Ir. Sungkono, MT, dari Teknik Mesin UMI, selaku anggota, secara bersama, memberikan pengetahuan dan penguasaan teknologi menyangkut udara dan lingkungan bersih.
Juhana mengatakan, dia bersama timnya, memberikan pemahaman kepada masysrakat setempat tentang pentingnya udara bersih, baik di dalam maupun di luar rumah guna mencapai permukiman sehat.
"Selain itu, kami memberi pemahaman terkait penguasaan teknologi memelihara kesehatan rumah dan lingkungan," jelasnya.
Dilanjutkan Juhana, timnya yang ditunjuk dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMI, melakukan kegiatan dengan membuat langsung ventilasi pada rumah salah seorang warga, Dg Rastia, yang dijadikan contoh. Mulai dari pengukuran luas ruang dalam rumah, pengukuran luas, posisi lubang ventilasi inlet dan outlet.
"Kami melihat, antusias masyarakat sangat tinggi. Mereka berkeinginan besar untuk sehat dan memiliki keterampilan yang bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik," terangnya.
Sebelumnya, berdasarkan pengamatan dan observasi lapangan, Juhana mengungkapkan, masyarakat RW 005 Kelurahan Bantabantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar, memiliki beberapa permasalahan diantaranya, kepadatan rumah yang sangat tinggi, tidak ada ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara dan penerangan, serta kondisi lingkungan yang buruk dan tidak terpelihara dengan baik.
Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang udara bersih, kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai hidup sehat melalui kesehatan rumah dan lingkungan.
"Edukasi untuk mencapai lingkungan sehat, tidak ada. Sehingga masyarakat terkesan acuh terhadap sampah di sekitar. Ada pula yang memelihara ternak ditempat sempit, bahkan saluran pembuangan atau got dibiarkan tergenang," ujarnya.
Melihat kondisi itu, Juhana mengatakan, timnya melakukan metode pendekatan partisipatif, metode diskusi dan praktik dengan pemberian pengetahuan dan pelatihan cara pembuatan ventilasi alami yang memanfaatakan angin lokal. Setelah itu, dilakukan evaluasi.
Ketua RW 005, Basri, SE, mengungkapkan, dengan pemberian pendidikan dan pelatihan oleh tim dosen UMI tersebut, warga di wilayahnya sangat senang dan puas. Bahkan, sangat mengharapkan ada praktek lanjutan mengenai kualitas udara, karena sangat jarang didapatkan dan masih asing buat mereka.
"Warga juga sangat mengharapkan ada perhatian dan bantuan pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasarana di lorong mereka agar udara lebih segar dan sehat," tegas Basri. (***/zl)