Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum :  Ada Tiga Subyek Inti Pendidikan Abad 21


SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Menjalani Abad 21 ini,  ada tiga subyek inti dalam pendidikan. Ketiga subyek itu adalah, pertama, ketrampilan hidup dan berkarier, kedua, ketrampilan belajar dan beinovasi, dan ketiga, keterampilan teknologi. 

Demikian pemaparan makalah Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum pada konferensi  internasional digelar Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah, di Makassar Rabu (07/08/2019).

Dr Andis, panggilan akrab Andi Sukri Syamsuri ini membawakan makalahnya berjudul, Orientasi Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21.

Dijelaskan, ketiga unsur subyek itu yakni pertama, keterampilan hidup dan berkarier, mencakup fleksibilitas dan adaptabilitas, peserta didik memiliki kemampuan mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan kelompok.

"Selain itu memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri, interaksi sosial dan antar-budaya serta produktivitas dan akuntabilitas," ujar Mahasiswa Teladan Nasional 1993 ini. 

Selanjutnya keterampilan kedua, belajar dan berinovasi meliputi, berpikir kritis dan mengatasi masalah serta komunikasi dan kolaborasi serta kreativitas dan inovasi. 

"Keterampilan ketiga adalah keterampilan teknologi dan media informasi meliputi, literasi informasi, literasi media serta literasi ICT," tutur Dekan FKIP Unismuh Makassar di masanya.

Sosok guru dalam mengembangkan pembelajaran Abad 21 ini harus memberi penguatan sebagai perancang pembelajaran. Kedua menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 

"Ketiga, seorang guru harus menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif serta keempat, guru harus  mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran," terang anggota Tim Seleksi Anggota KPU Sulsel Pemilu 2019 ini. 

Pemakalah melakukan penelitian pada tahun 2015, 2017 dan 2018 menemukan bahwa kompetensi paedagogik guru lebih rendah dibandingkan kompetensi profesional.

"Kemudian guru yang berjenis kelamin perempuan, kompotensi paedagogik dan profesionalnya lebih tinggi dibandingkan kompetensi paedagogik daripada profesional guru berjenis kelamin laki laki," ungkap Sekjen Pusat Kerukunan Keluarga Masyarakat Wajo (Kemawa) ini.

"Berdasarkan usia, ternyata kompetensi profesional dan kompetensi paedagogik guru yang berumur antara 30-40 tahun lebih tinggi dibandingkan kompetensi profesional dan paedagogik guru berusia 40-50 tahun ke atas dan juga guru berusia kurang 30 tahun," tukas dosen pembimbing dan penguji S2 dan S3 di PPs-UIN Alauddin, UNM, Unhas dan Unismuh Makassar ini. 

Konferensi internasional ini mengusung tema, The 4th Progressive And Fun Education dengan mendatangkan pembicara dari luar negeri di antaranya Prof. Mohd Hairy Ibrahim dari Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia.

Pembicara lainnya, Prof. John Trent dari The Education University of Hongkong, Dr. Fauziah Abdul Rahim dari Universiti Utara Malaysia, dan Prof Muhamatsakree Manyunu dari Universitas Fatoni Thailand. (yahya)