Rektor Unasman Dr Chuduriah Buka Diskusi Nasional "Membaca Spiritualitas Lingkungan"

SOROTMAKASSAR -- Polman.

Menyikapi meningkatnya permasalahan lingkungan, sejumlah organisasi; Mapala Unasman, Kalpataru, Mapala Bigest, KPA Sandeq, Mammesa, Pusat Kajian Perempuan (PKP) Unasman, bekerja sama melaksanakan Diskusi Nasional mengusung tema; "Membaca Spiritualitas Lingkungan". Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini, dibuka Rektor Universitas Al Asyariah Mandar, Dr. Chuduriah Sahabuddin, MSi, Kamis (28/10/2021).

Diskusi dipandu moderator, Hamdan, denganmenghadirkan tiga pembicara yakni; Zensi Suhadi (Direktur Eksekutif Nasional WALHI), yang mengulas Masa Depan Indonesia dalam Perspektif Lingkungan; Muhammad Al Amien (Direktur Eksekutif Daerah WALHI Sulsel) mengulas Sulawesi di Tengah Tantangan Ekologis; serta Annangguru KH. Muhammad Syibli Sahabuddin (Ulama) mengulas Tuhan, Manusia dan Alam.

Ketua Panitia, Muhammad Iqbal menjelaskan diskusi ini merupakan kegelisahan teman-teman semua melihat trend peningkatan masalah lingkungan. Sehingga diperlukan cara pandang lain selain sains, misalnya pendekatan spiritual dan lokal wisdom dalam menghadapi masalah lingkungan.

Rektor Unasman Dr. Chuduriah dalam sambutannya menyampaikan, Unasman mengapresiasi dan berterima kasih atas pelaksanaan kegiatan ini.

Diskusi bertema lingkungan cukup aktif dilakukan oleh Mapala Unasman, namun terhalang pendemi dan ini merupakan kegiatan pertama dilakukan.

Annangguru KH. Syibli Sahabuddin menggaris bawahi, memelihara lingkungan merupakan sifat Tuhan. Karenanya melestarikan lingkungan merupakan akhlak terpuji yang sepatutnya diamalkan oleh kita semua.

Diskusi berlangsung 2 jam ini berjalan baik. Hal penting yang dapat dicatat bahwa tantangan masa depan lingkungan kita sangat besar, tetapi kita masih bisa bergerak bersama menghadapinya.

Nilai-nilai lokal penting dijadikan spirit perjuangan dan bersikap dalam mejaga kesimbangan ekosistem. Olehnya itu, penting untuk membangun kemampuan dan kesadaran spiritual untuk mewariskan lingkungan yang berkualitas sebagai hak bagi generasi mendatang.

Gerakan sadar lingkungan mesti dibangun sebagai "kesadaran amal shaleh" dan dengan begitu ia menjadi bagian dari ibadah. (abid/yahya).