SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Disiplin organisasi dan tertib administrasi menjadi modal utama dalam mengembangan mutu pesantran, mulai dari manajemen waktu hingga tata kelola. Sehingga, dalam pondok pesantren, akan mampu dan siap mewujudkan kehidupan yang islami. Hal ini, diungkapkan Amanah PWM Sulsel, Drs. Mawardi Pewangi, MPd, pada kegiatan pelantikan Wakil Direktur PP Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Periode 2020-2024, di ruang aula PP Darul Arqam, Jl Prof. Dr. Ir. Sutami, Kecamata Biringkanaya, Makassar, Kamis (27/08/2020) pagi tadi.
Wakil direktur yang dilantik yakni, Wakil Direktur I bidang Pendidikan, Haeruddin, SPd, MPd, Wakil Direktur II bidang Kepesantrenan, HM. Ridwan Hamzah, SThI, dan Wakil Direktur III bidang Sarana-Prasarana dan Unit Usaha, Drs. Arsyad.
Kegiatan tersebut dihadiri, Ketua Majelis Dikdesmen PWM Sulsel, Drs. H. Tamrin Taha, MPd, Ketua LP2 PWM Sulsel, KH. Abdul Samad, Lc, MA, Mudir PP Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, KH. Ahmad Tawalla, Pengurus BPP Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Kepala Sekolah, dan seluruh civitas PP Darul Arqam Muhammdyah Gombara, serta beberapa tamu undangan, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Dalam kegiatan yang dirangkai dengan penyerahan secera simbolis sumbangan orang tua santri angkatan 2020-2021 untuk pembangunan masjid PP Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Mawardi Pewangi menekankan, perlunya kedisiplinan dalam bertindak dan manajemen waktu.
Selain itu, dikatakan, dalam menerapkan kehidupan islami, warga atau penghuni pesantren, senantiasa menjaga prinsip ukhuwah, prinsip persaudaraan, saling hargai, saling menghormati, dan saling memahami satu dengan yang lain.
"Jangan saling menjatuhkan. Kalau perlu saling menjaga, memlihaara, dan menyanjung, serta tolong menolong di antara sesama penghuni pondok," harapnya.
Lebih jauh, Mawardi Pewangi menjelaskan, tata kelola dalam pesantren harus lebih ditingkatkan. Mulai dari tata kelola kantor, hingga administrasi dan keuangan.
"Ini perlu mendapat perhatian khusus, karena menjadi hal pokok dalam pengembangan pesantren ke depan," tegasnya.
Dimisalkan, tata kelola kantor, dengan pemberian pelayanan, utamanya pelayanan kepada orangtua dan santri. Termasuk, berupaya memperbaiki tata kelola dalam mencari peluang-peluang pengembangan pondok ke depan. Artinya, ada membidangi pembuatan proposal pengembangan kampus.
"Pemberian pelayanan yang baik akan berdampak pada peningkatan jumlah santri ke depannya. Misalnya ada orangtua santi yang datang dari jauh, selayaknya untuk diberi pelayanan maksimal sesuai yang dibutuhkan, minimal kebutuhan informasi," terangnya.
Mawardi Pewangi juga menyinggung kehidupan islami dalam lingkungan. Di mana, keindahan dan kebersihan bisa ditata dan dikelola dengan baik, dengan menekankan budaya bersih. Termasuk budaya 5 (lima) S yakni, Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun.
"Ini semua dapat meningkatkan citra pondok pesantren dimata masyarakat," imbuhnya.
Berikutnya mengenai satri, Mawardi Pewangi mengharapkan, selalu menanamkan kulturnya keteladanan. Karena pesantren intinya adalah memberi contoh.
"Santri sangat membutuhkan keteladanan. Maka jika semua mampu memberi keteladanan yang baik dan memadai, mulai dari guru, karyawan, hingga pimpinan, niscaya seluruh santri akan ikut mencontoh hal itu," tegasnya lagi.
Sebelum menutup sambutannya, Mawardi Pewangi berpesan, perlunya menanamkan ke-tauhid-an, kejujuran dan rasa malu.
"Orang yang merasa diawasi Allah pasti jujur, orang jujur pasti merasa malu karena merasa di awasi Allah. Pasti tidak akan berbuat sesuatu hal yang bertentangan dengan hati nurani dan norma-norma yang ada," pungkasnya. (zl)