Presiden RI dan Gubernur Sulsel Hadiri Rakornas TPAKD dan Silatnas Bank Wakaf Mikro 2019


SOROTMAKASSAR -- Jakarta.

Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah menghadiri Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Silatnas Bank Wakaf Mikro 2019 di Hotel Mulia Jakarta, Selasa 10 Desember 2019.


Nurdin hadir menerima penghargaan untuk Sulsel sebagai Provinsi Penggerak Akses Keuangan dengan Pola Kemitraan : TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan. Presiden RI Joko Widodo juga hadir pada penerimaan penghargaan dengan tajuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Award 2019.

Nurdin mengatakan, Pemprov Sulsel senantiasa bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan agar serapan keuangan dapat berjalan lebih cepat sehingga masyarakat luas dapat pula merasakan manfaatnya.

"Kami di Sulsel bersama OJK, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan seluruh perbankan terus berkolaborasi mempercepat serapan keuangan, kalau kita berkolaborasi dan bersinergi semuanya akan lebih mudah," sebutnya.

Gubernur Nurdin menyebutkan karena program kerja kemitraan Sulsel berkolaborasi mendorong akses keuangan. Program inti plasma melibatkan peran pemerintah, OJK, LJK (Bank dan Asuransi), pengusaha dan nelayan/petani.

TPAKD diharapkan dapat mempercepat akses keuangan masyarakat, termasuk di Sulsel, percepatan pembangunan sehingga dapat mendukung pembangunan nasional.

Diketahui sejak tahun 2018, TPAKD Sulsel misalnya menggandeng Bank Sulselbar untuk mendorong pengembangan klaster nelayan. Pemberdayaan masyarakat ini ditujukan untuk mendongkrak ekonomi daerah.

Presiden RI Joko Widodo dalam kesempatan itu memberikan apresiasi terhadap OJK yang telah membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah yang diharapkan bisa memberikan hasil kongkrit dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

“TPAKD ini kalau dikelola dengan manajemen yang baik akan bisa mendorong literasi dan inklusi keuangan meloncat naik,” katanya.

Presiden mengharapkan berbagai pihak mendukung tugas-tugas TPAKD termasuk kepala daerah dan kepala dinas di daerah untuk membangun kelompok-kelompok usaha kecil di masyarakat yang kemudian dicarikan akses pembiayaannya ke perbankan atau lembaga keuangan formal lainnya.

Otoritas Jasa Keuangan bersama Pemerintah bertekad untuk terus meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat dengan meningkatkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan pengembangan Bank Wakaf Mikro (BWM).

“Upaya perluasan akses keuangan masyarakat terus menjadi prioritas OJK bersama Bank Indonesia dan Pemerintah, baik pusat maupun daerah, karena akses keuangan erat kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mendukung tersedianya sumber pembiayaan pembangunan ekonomi nasional,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso saat memberikan sambutan.

Wimboh menambahkan bahwa meningkatnya akses keuangan masyarakat akan mendorong  jumlah tabungan dan investasi yang kemudian terefleksikan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan dari sektor jasa keuangan untuk mendorong gerak laju perekonomian. Terlebih lagi bagi Indonesia yang tingkat inklusi keuangannya tergolong masih rendah dibandingkan negara tetangga. 

“Dengan terbentuknya TPAKD ini, diharapkan dapat mendukung berbagai program prioritas Pemerintah terutama dalam mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah, seperti industri atau UMKM yang berorientasi ekspor, substitusi impor dan juga industri pariwisata,” katanya.

Hingga November 2019 telah terbentuk 164 TPAKD dengan rincian 32 ditingkat provinsi dan 132 di tingkat kabupaten/kota yang telah menjalankan berbagai program kerja seperti perluasan akses keuangan melalui business matching kepada berbagai produk keuangan seperti pembiayaan BWM, serta menyelaraskan dengan program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ultra Mikro (UMi), Bantuan Sosial Non Tunai dan lainnya. 

Melalui sinergi dengan berbagai pihak, beberapa program peningkatan akses keuangan sampai Oktober 2019 telah dilakukan antara lain kedit UMKM telah mencapai 20% dengan nilai sebesar Rp 1.102 triliun, KUR yang disalurkan mencapai Rp 127,3 triliun atau mencapai 90,9% dari target 2019 sebesar Rp 140 triliun.

Program Jaring telah menyalurkan kredit Rp 31,9 triliun di sektor perikanan, lalu Program Laku Pandai telah menghimpun tabungan Rp 2,21 triliun dari 25,8 juta penduduk di daerah.

Program Simpel juga telah menghimpun tabungan Rp 8,76 triliun dari 21,6 juta pelajar di 350 ribu sekolah. Selain itu, Asuransi mikro untuk melindungi masyarakat kecil telah disalurkan kepada 25,8 juta peserta. 

Ke depan, OJK mengusulkan program TPAKD tahun 2020 yaitu “Meningkatkan Pemberdayaan UMKM di Daerah Melalui Penguatan Peran Sektor Jasa Keuangan”, dengan kegiatan utama : Business Matching TPAKD dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir. 

Sementara itu, untuk program Bank Wakaf Mikro hingga saat ini telah terbentuk 55 Bank Wakaf yang telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 31,5 miliar kepada 24.021 nasabah.

Dalam acara itu juga diberikan penghargaan untuk TPAKD tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang dinilai oleh juri independen yaitu :

Penghargaan TPAKD Inovasi Pembiayaan Mikro Berbiaya Rendah bagi UMKM diberikan kepada TPAKD Kabupaten Tabalong, TPAKD Kota Surakarta, TPAKD Kabupaten Kebumen, dan TPAKD Kota Kediri.

Sedangkan untuk provinsi, selain Sulsel, juga diberikan Penghargaan TPAKD Tingkat Provinsi : Pendorong Akses Keuangan Melalui Sektor Unggulan Daerah : TPAKD Provinsi Jawa Barat. Pengembangan Kawasan Inklusi Keuangan di Daerah : TPAKD Provinsi Sumatera Barat. Pendorong Inovasi Budaya Menabung : TPAKD Provinsi DKI Jakarta.(*)