Surat Terbuka Untuk Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah

Dari : Mulawarman (Pengamat Sosial Politik)

Kepada Yang Terhormat :
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.

Untuk ke sekian kalinya setiap ada tulisan atau kritikan saya ke Pak Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, selalu saja Pak Gubernur Nurdin Abdullah bawa-bawa keluarga kepada saya langsung atau kepada teman-teman kita untuk menyampaikan ke saya, dan terakhir Pak Gubernur Nurdin Abdullah sampaikan kepada Media, bahwa Pak Gubernur bilang, SAYA INI PUNYA KELUARGA.

Maaf saya harus bilang, karena ini kesalahan fatal atau ketidakpahaman fatal dari Pak Gubernur Nurdin Abdullah.

Ketika Pak Nurdin Abdullah menjadi Bupati dan kemudian Gubernur Sulsel sekarang ini, Pak Nurdin Abdullah bukan lagi kepunyaan atau milik keluarga, tetapi Pak Nurdin Abdullah sudah kepunyaan rakyat atau publik yang memilih dan yang tidak memilih Pak Nurdin Abdullah di Pilkada.

Makanya Gubernur dan Bupati terutama disebut pejabat Publik dalam UU yang mengatur hak dan kewajiban seorang pejabat publik. Jadi Pak Nurdin Abdullah bukan pejabat keluarga, sehingga Pak Nurdin Abdullah harus atau wajib sibuk bekerja mencarikan tempat atau jabatan buat keluarga dan kerabat Pak Nurdin Abdullah.

Yang kedua, kalaupun Pak Nurdin Abdullah mengatakan saya punya keluarga, apa Pak Jumras dan ASN bawahan Pak Nurdin Abdullah di Pemprov Sulsel lainnya yang Pak Gubernur Nurdin Abdullah mutasi atau copot dengan alasan subjektif, tidak punya keluarga ?

Apa Pak Jumras yang Pak Gubernur copot dengan tidak terhormat dengan tuduhan yang tidak bisa Pak Gubernur tunjukkan buktinya sebelum mencopotnya, juga tidak punya keluarga ?

Pak Nurdin Abdullah, mereka semua punya keluarga, dan di era masyarakat terbuka ini, pasti tau apa-apa yang Pak Nurdin lakukan pada keluarga mereka. Hanya saja, keluarga mereka lebih paham, bahwa keluarganya itu adalah pejabat publik yang wajib dikontrol oleh publik yang memilikinya.

Ketiga, Pak Jumras itu menduduki jabatannya lewat lelang jabatan, dan Pak Jumras baru hampir 3 bulan menjabat. Sehingga kalau melalui evaluasi kinerja yang normal, sangat kecil kemungkinannya Pak Jumras melakukan atau ditemukan kesalahannya, apalagi kesalahan yang fatal sehingga membuat Pak Gubernur mencopotnya dengan tidak terhormat.

Pasti ada kesalahan fatal yang Pak Gubenur Nurdin Abdullah tuduhkan, karena laporan seseorang, bukan laporan resmi dari lembaga pengawas Pemprov Sulsel. Dan tidak perlu saya tulis, publik pasti bisa menerka dengan tepat apa isi tuduhan fatal itu, sehingga Pak Jumras dicopot.

Pak Nurdin Abdullah, saya bergaul lama dengan Prof Fachruddin mertua Pak Nurdin Abdullah. Almarhum saya sangat hormati, hargai dan kagumi, seperti hormat dan penghargaan serta kekaguman saya pada Prof Amiruddin almarhum, tokoh idola dan tokoh teladan Pak Nurdin Abdullah.

Prof Fachrudin, Prof Amiruddin maupun Prof Basri Hasanuddin, dan pendahulu-pendahulu Pak Nurdin Abdullah, seperti Pak Palaguna dan Pak Amin Syam yang militer, tidak pernah memutasi, apalagi mencopot bawahannya dengan dasar tuduhan. Tidak pernah, karena itu pantangan berat bagi seorang pemimpin.

Keempat, jika Pak Nurdin Abdullah mau mempidanakan saya, silahkan itu hak Pak Nurdin Abdullah. Dan terus terang, saya lebih suka itu.

Terakhir, sebagai teman, atau saudara seperti yang Pak Nurdin Abdullah selalu katakan ke teman-teman setiap kita bertemu, bahwa Mulawarman ini saudara saya. Saya hanya ingin kembali mengingatkan, jauh lebih baik saya mengingatkan atau mengkritik Pak Nurdin Abdullah di saat menjalankan jabatan, daripada saya mengkritik dan mencaci dan meninggalkan Pak Nurdin Abdullah, disaat Pak Nurdin Abdullah tidak lagi menjabat.

Karena motivasi saya yang mengkritik Pak Nurdin Abdullah, saya ingin Pak Nurdin Abdullah sukses memimpin Sulsel dan terutama karena saya ingin melihat Sulsel lebih maju dan lebih sejahtera rakyatnya dari daerah-daerah lain di negara kita ini.

Sekali lagi, sebagai apapun. Saya lebih suka mengkritik Pak Nurdin Abdullah daripada jadi penjilat di sekitar Pak Nurdin Abdullah ?

Terimakasih
Makassar, 12 Mei 2019
Wassalam,
Hormat saya
MULAWARMAN.