Secara Daring, Umat Buddha Rayakan Sanghadana Kathina 2564 TB / 2020 M

Oleh : Miguel Dharmadjie, ST, CPS® (Penyuluh Agama Buddha Non PNS)

TAHUN ini, Sanghadana Kathina 2564 TB (Tahun Buddhis) dirayakan secara daring oleh umat Buddha Indonesia guna menekan penyebaran wabah Covid-19. Termasuk di Kota Makassar dimana Sanghadana Kathina 2564 TB / 2020 M diadakan oleh Vihara Sasanadipa, Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar dan Pemuda Buddhis Buddha Sasana (PBBS) Xian Ma di Vihara Sasanadipa, Sabtu (10/10/2020) yang disiarkan secara langsung melalui Youtube dan Instagram Vihara Sasanadipa.

Kathina, salah satu dari empat hari besar agama Buddha, dikenal sebagai bulan berdana berupa empat kebutuhan pokok para bhikkhu (jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan).

Kathina adalah kesempatan bagi umat Buddha untuk menabur benih di lahan yang subur pada saat yang tepat dengan mempersembahkan dana Kathina kepada para bhikkhu yang telah menyelesaikan masa vassa (berdiam diri di suatu tempat selama 3 bulan pada musim hujan untuk melatih diri) sebagai ungkapan rasa terima kasih atas bimbingan Dhamma para bhikkhu kepada para umat. Masa Kathina 2564 TB / 2020 M berlangsung dari tanggal 03 s/d 31 Oktober 2020.

Sanghadana Kathina Bersama 2564 TB / 2020 M, dihadiri tiga bhikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia (STI), yaitu : Bhikkhu Santacitto, Ph.D (daring dari kota Mungkid, Magelang), Bhikkhu Silayatano (Wakil Ketua Bhikkhu Daerah Pembinaan/Upa-Padesanayaka Sulsel) dan Bhikkhu Saccapiyo.

Khotbah Dhamma disampaikan oleh Bhikkhu Santacitto, Ph.D yang mengatakan, Sanghadana di bulan Kathina telah dilakukan sejak dulu hingga kini. Di musim Kathina, berdana sangat dipuji oleh Guru Agung Buddha.

Berdana sangat baik dilakukan karena akan membawa berbagai manfaat yang sangat besar, baik duniawi dan spiritualitas. Walau dalam kesusahan sekalipun, tetapi kita berdana maka perbuatan itu tidak sia-sia dan tidak merugikan diri kita.

Sang Buddha menegaskan semua siswanya untuk melatih diri dalam berdana dan kedermawanan. Ketika mempraktikkan berdana, maka berdanalah seperti hujan di mana-mana yang artinya berdanalah kepada siapapun.

Ini sesuai anjuran Sang Buddha untuk berdana kepada siapapun yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Jika ada kesempatan, berdanalah dengan apapun yang dimiliki walaupun sedikit.

Ada lima faktor berkaitan berdana yang hendaknya dimiliki oleh orang yang bajik dan bijak agar manfaatnya maksimal, yaitu : berdana dengan keyakinan, berdana dengan penuh hormat, berdana di saat yang tepat, berdana dengan pikiran sekedar untuk memberi, serta berdana dengan tidak menghancurkan orang lain dan diri sendiri.

Seseorang yang suka berdana ibarat air sumur yang akan berguna. Seberapa air diambil maka airnya akan terus bertambah dan airnya menjadi bersih. Harta kekayaan akan bertambah jika digunakan untuk orang lain. Orang yang suka berdana dengan cara demikian akan berlimpah di sini dan di waktu mendatang.

"Pentingnya berdana untuk melatih batin melepaskan yang dimiliki. Dengan suka berdana, maka akan memperoleh kebahagiaan di sini dan juga di waktu mendatang, baik duniawi maupun spiritual," pesan Bhante Santacitto.

Pada puncak upacara Sanghadana Kathina, dengan penuh rasa bakti penyerahan empat kebutuhan pokok para bhikkhu dari umat diwakili oleh Panitia Kathina Bersama dipersembahkan kepada Bhikkhu Sangha yang hadir.

Acara Sanghadana Kathina Bersama 2564 TB / 2020 M diakhiri dengan penguncaran paritta keberkahan oleh Bhikkhu Sangha. (***)