Union for International Cancer Control (UICC) Apresiasi Kegiatan MC3

Oleh: Nurlina Subair
Ketua Makassar Cancer Care community (MC3)

Pada 1 Agustus di peringati sebagai,Hari Kanker Paru Sedunia, dan di masa pandemi ini merayakannya lewat webinar-webinar ksesehatan.

Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru.

Kanker ini lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah:batuk kronis, batuk darah,penurunan berat badan drastis, nyeri dada dan tulang, sesak napas.

Kanker paru adalah penyakit paling mematikan nomor satu di Indonesia yang telah membunuh hampir 1,8 juta orang setiap tahunnya.

Kanker paru bisa menyebabkan penderitanya meninggal, insiden tertinggi penyakit ini dialami oleh laki-laki dan 11,2 persen di antaranya adalah perempuan.

Dalam memperingati hari kanker paru tahun 2020, Makassar Cancer Care community (MC3) mendapat kabar gembira karena dilirik oleh organisasi pengendalian kanker dunia dan menjadikan anggotanya.

Union for International Cancer Control (UICC) merupakan satu organisasi yang peduli sekali dengan penyakit kanker, berpusat di Switzerland didirikan tahun 1933.

UICC adalah organisasi keanggotaan yang ada untuk membantu komunitas kesehatan global mempercepat perang melawan kanker.

Didirikan pada tahun 1933 dan berbasis di Jenewa, UICC memiliki keanggotaan lebih dari 900 organisasi di 155 negara, anggotanya termasuk masyarakat kanker utama, kementerian kesehatan, lembaga penelitian dan kelompok pasien.

UICC bekerja erat dengan badan-badan utama internasional PBB dan tujuan utama organisasi ini termasuk advokasi, kampanye dan pengembangan kapasitas.

Tim dari UICC sudah mewawancarai saya, melalui telpon dari Jenewa mulai bulan February oleh Mrs Melanie Samson(Manajer Senior, Pengembangan Kapasitas Union for International Cancer Control (UICC) Jenewa – Switzerlan),

Dan mengisi format, laporan kegiatan mulai 2013 kegiatan organisasi dari kaum wanita yang pernah menderita kanker payudara. Dan tgl 20 juli merangkul MC3 sebagai member gratis .

Pada kesempatan itu, Ketua MC3 Nurlina Subair, menceritakan awal mula UICC menghubungi saya sebagai ketua, sangat stress karena tidak perna menyangka akan di hubungi UICC dengan melakukan wawancara jarak jauh beberapakali dan mengisi format-format keabsahan organisasi MC3 dan mengisi questionere, namun say berfikir saya harus serius karena ini kesempatan luar biasa saya harus tangkap .

Namun ketika wawancara ke tiga terputus karena virus corona-19 melanda dunia, terahir beliau menghubungi saya bulan Maret dan mengatakan” Negara saya lockdown Nurlina”, rekrutmen kamu tertunda sampai saya menghubungi kembali apa bila situasi sudah membaik.

Saya sudah tidak perna berfikir kembali akan lanjut program UICC dengan kami. Siapa sangka 7 Juli di hubungi kembali, bertanya apakah saya siap, kalau siap kami bertanya apakah yang yang dilakukan organisasi anda pada masa pandemic Covid-19.

Alhamdulillah selama masa Pandemi kami tetap berkegiatan, masih bekerja antara lain :
1. Berbagi ratusan masker gratis,
2. Membagi susu kanker pada anak-anak kanker darah yang terjebak di Makassar yang tidak bisa pulang ke kampungnya, kemudian
3. Berbagi alat cuci tangan Bascov di rumah sakit, rumah singgah anak -anak kanker dara, puskesmas dan sekolah.
4. Webinar Internasional kesehatan Kolaborasi MC3,Universitas Indonesia Timur Didukung oleh CanHOPE-Singapura

UICC mengapresiasi laporan kegiatan kami yang tertulis , inilah yang memberikan peluang bagi kami lolos menjadi member dari organisasi dunia.

UICC tampak sangat apresiasi dengan MC3. Dan bentuk apresiasinya yaitu UICC tertarik kegiatan MC3 dalam program promotif dan preventif untuk mencegah kanker payudara dengan deteksi dini.

Manfaatnya apabila MC3 menjadi member UICC , Indonesia akan terbantu banyak hal seputar penanganan penyakit kanker payudara, dan secara internasional kita bisa hadir memberikan informasi dengan Indonesia soal kanker payudara.

Juga, kalaupun ada utusan dari negara lain, ilmunya bisa diterapkan di negara kita tentang bagaimana pencegahan dan penyembuhan kanker payudara yang benar. (*)