New Normal Life, Jurnalisme Online Era Media di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh : Alfia Lestari
(Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMI Makassar)

VIRUS Corona atau Covid-19 (Corona Virus Dissease 2019) adalah jenis virus baru yang menular ke manusia, dan pertama kali muncul di Kota Wuhan, China. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Virus ini menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru.

Untuk mencegah menyebaran terinfeksi virus ini sesuai standar WHO adalah dengan cara terapkan physical distancing, gunakan masker, rutin mencuci tangan, tingkatkan daya tubuh dan lainnya.

Hal tersebut juga membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Diketahui setiap harinya data pasien Covid-19 terus bertambah. Data terakhir di minggu pertama bulan Juni 2020 tercatat pasien Covid-19 sudah mencapai angka 33.076 positif. Sejak bulan April lalu, Indonesia sudah menerapkan gerakan bekerja dari rumah dan belajar dari rumah, dengan tujuan untuk mengurangi menyebarnya virus Corona atau Covid-19.

Secara tidak langsung, sadar ataupun tidak pandemi Covid-19 ini menghadirkan problema baru dalam kehidupan manusia. Terutama bagi seorang jurnalis yang harus membiasakan dengan “New Normal Life”. Tentu saja dengan adanya kehidupan baru, seorang jurnalis dalam melaksanakan pekerjaannya menjadi terhambat.

Menjadi pembawa berita baik dimasa pandemi Covid-19 merupakan kebanggan tersendiri. Namun berat hati untuk menyampaikan berbagai berita duka. Apa lagi berkaitan dengan wabah virus Corona.

Kendati demikian, seorang jurnalis harus tetap bekerja di tengah pandemi ini, dan itu semua rintangan yang harus ia hadapi, meski sedikit sulit mendapatkan informasi ataupun narasumber. Tetapi seorang jurnalis dapat melakukannya dengan berkomunikasi melalui media online atau daring seperti zoom, google meet, whatsapp dan lainnya.

Seiring berkembangnya teknologi, internet menjadi salah satu media yang digunakan seorang jurnalis untuk mendapatkan informasi. Jurnalisme online merupakan kegiatan jurnalistik yang memanfaatkan intenet dalam penyampaian beritanya. Maka dari itu, diperlukan kebenaran sanvaliditas mengenai sebuah berita atau informasi yang dipublikasikan.

Diharap dengan berkembangnya jurnalisme online, masyarakat paham untuk mengolah informasi yang baik dan benar. Seperti citizen journalism bukan sekedar mengklik tombol “share" di sebuah portal berita tanpa melakukan check dan richek terdahulu.

Karena itu, mengomsumsi informasi di media sosial tidak hanya mengandalkan intelijensi atau pendidikan yang tinggi saja, namun juga harus diimbangi dengan pemahaman dan penerapan prinsip jurnalistik agar informasi yang disajikan lebih bermutu, bertanggung jawab dan akurat. (***)