Menakar Calon 01 Dari Luar di Pilkada 2020


SOROTMAKASSAR -- Selayar.

Untuk mencari figur pemimpin masa depan Selayar, semestinya jangan mengedepankan sifat ambisi, ego dan emosional dengan mengandalkan kemampuan finansial untuk menantang penguasa di Bumi Tanadoang saat ini.


Namun yang terpenting adalah putra-putri Selayar yang ada dirantau yang memiliki niat suci dan kemampuan untuk membangun Selayar empat tahun kedepan (2021-2024) diharapkan bisa memberikan kontribusi positif dan pemahaman akan dampak terburuk dari money politik yang bisa menghancurkan tatanan dan sendi-sendi dalam kehidupan bermasyarakat sebagai orang Selayar yang masih memelihara kearifan lokal dan budaya keSelayaran.

Seorang politisi asal Partai Demokrat, Sukran Yusuf menegaskan, sebagai seorang bakal calon bupati atau wakil bupati yang memiliki niat suci nan tulus untuk membangun Selayar empat tahun kedepan, kini sudah saatnya untuk kembali ke Selayar untuk melakukan soaialisasi dan konsolidasi serta melakukan pendekatan secara emosional ditengah-tengah masyarakat tanpa harus memperlihatkan dan mempertontonkan kemampuan keuangan yang dimilikinya. Tetapi mereka harus memperlihatkan kemampuan managerial dan skillnya dalam mengelola tata pemerintahan yang good governance. 

Karena dengan mengandalkan kekuatan uang itu justru akan lebih mematahkan semangat dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan memutuskan tali silaturrahim dan persaudaraan serta kebersamaan yang selama ini dipertahankan. Masyarakat dan rakyat Selayar justru akan menjadi korban politik.

Oleh karena itu, untuk menggali seorang calon pemimpin jangan melihat dari aspek dan kemampuan ekonomi mapan yang dimilikinya. Saya justru sependapat dan malah sejalan dengan gerakan moral tanpa uang seperti yang dilakukan oleh Bupati terlilih Kabupaten Konawe Utara di Sulawesi Tenggara pada 2018 lalu yang mampu menumbangkan petahana.

Dikatakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Selayar periode 2009-2014, Sukran Yusuf, mestinya seorang Bupati jangan sekedar menjadikan momentum Hari Jadi Selayar sebagai seremoni belaka akan tetapi mestinya Hari Jadi Selayar dijadikan sebagai sarana untuk mendatangkan putra-putri terbaik Selayar yang ada dirantau untuk memberikan kotribusi dan sumbang pemikiran positifnya, gagasan dan idenya untuk membangun Selayar yang lebih maju.

"Dan seorang bupati mestinya harus cerdas mencari dan mengkaji ilmu dan keahlian dari mereka tanpa mengedepankan rasa minder apalagi malu," tuturnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Selayar yang sudah lama berdomisili di Tanah Jawa menilai munculnya nama Akbar Silo tak sekedar karena kemampuan dari segi finansialnya akan tetapi karena memang sudah mendapat dukungan kuat dari kalangan masyarakat didaerah ini. Akbar Silo sebagai seorang guru besar tentu mempunyai konsep dan terobosan serta ide-ide cemerlang untuk membangun Selayar menjadi lebih sejahtera dan mandiri. 

"Kemampuan dan ilmu yang dimiliki untuk mengelola pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Selayar sudah tidak diragukan lagi. Apalagi putra asal Palemba, Baera, Parak, Lebo dan Pariangan ini sangat dikenal ketokohannya khususnya dikalangan akademisi di Tanah Papua dan Indonesia Timur pada umumnya," ujarnya.

Jika Akbar Silo memiliki ketulusan hati untuk kembali ke Selayar dengan niat semata-mata untuk membangun tanah kelahirannya tentu orang Selayar khususnya yang ada dirantau akan mendorong serta memberikan motibasi untuk mewujudkan tujuan suci itu. 

Tapi kalau mereka datang ke Selayar dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan uang yang dimilikinya, jangan harap daerah yang kita cintai ini akan pernah bangkit dan berkembang sebagai wilayah kabupaten yang memiliki potensi besar dan sangat menjanjikan ini.

"Jangankan sebuah kemajuan yang akan dicapai akan tetapi justru kehancuran yang akan menghadang. Dan rakyat akan menjadi korban dari sebuah demokrasi yang menghalalkan berbagai macam cara. Termasuk yang menghalalkan money politik. Dan ini yang sangat menciderai serta merusak tatanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selama ini," ujar Syamsu. (M. Daeng Siudjung Nyulle)