Perubahan Sosial Pasca Pandemi Covid-19 : "Tren Global 2045 : Seperti Apa Perubahan Sosial Indonesia..?" (Bagian Ketiga -- Habis)

Oleh : Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM.
Anggota DPD RI
Ketua Umum Lembaga Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKSS)

PETA Jalan 2045 yang dirumuskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menyebutkan megatrend dunia 2045 akan ditandai oleh beberapa factor penentu, antara lain demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan international, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan geopolitik, dan perubahan geoekonomi. Tentu saja Megatren Indonesia sendiri menghadapi tahun emas 2045.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Suharso Monoarfa membeberkan lima tantangan megatrend yang dihadapi perekonomian Indonesia pada masa mendatang yakni; Pertama, megatren demografi, ditandai dengan semakin tingginya migrasi antar Negara (borderless society) dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut.

Kedua, megatrend urbanisasi. Pada 2045, PBB memperkirakan sekitar 69,1 % penduduk dunia akan tinggal di perkotaan disbanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar 49,9 % dengan 95 persen permbahannya terjadi di emerging ecomies.

Ketiga, megatren perdagangan international. Kawasan Asia Pasifik diyakini tetap mampu menjadi poros perdagangan dan investasi dunia. Namun dengan adanya trump effects diperkirakan akan mendorong keseimbangan baru, termasuk dalam konsep peningkatan global production network. Antisipasi industry nasional terhadap dampak dari perubahan ini dapat diupayakan melalui penguatan kerja sama international serta perdagagan dan investasi dalam kawasan.

Keempat, megatren kemunculan kelas menengah di emerging market economies (EMEs) di kawasan Asia dan Amerika Latin. Secara ekonomi, kelas menengah akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan per kapita akan mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan investasi. Khusus Indonesia, penduduk yang tergolong consuming class pada 2015 adqlqh sebanyak 45 juta, dan akan terus meningkat sehingga pada 2045 mencapai 258 juta orang atau 80 persen dari penduduk Indonesia.

Kelima, megatren dalam persaingan sumber daya alam (SDA) dan geostrategic. Persaingan memperebutkan SDA ke depan akan tetap tinggi dengan bertambahnya penduduk dunia, meningkatnya kegiatan ekonomi, serta perubahan gaya hidup.

Pemerintah mestinya memasukkan DIGITALISASI sebagai megatren paling strategis pada masa pandemi C0vid-19, untuk mempersiapkan suatu sistem pengelolaan tatanan baru pasca pandemi C0vid-19. Dicanangkannya SATU DATA INDONESIA 2021, misalnya, mesti dibarengkan dengan MANAJEMEN INFORMASI SATU SISTEM, sehingga pengarahan hingga pengendalian tatanan kehidupan sosial yang walau sangat sulit, tetapi minimal ada plat form yang dibangun dengan mengacu pada tujuan dan sasaran bernegara dalam bingkai NKRI.

Pandemi C0vid-19 menuntut percepatan digitalisasi diberbagai aspek kehidupan. Digitalisasi membawa perubahan dalam banyak hal termasuk cara bekerja. Selain tantangan, digitalisasi juga memberikan kesempatan untuk mengalokasikan kembali sumber keuangan dan sumber daya manusia. Negara, dunia usaha, dan masyarakat harus mengambil pilihan untuk mempercepat pemanfaatan teknologi yang baru.

Di era disruption, yang mampu bertahan bukan yang besar, akan tetapi yang mampu beradaptasi dengan zaman. Artinya, untuk mewujudkan Indonesia Wmas 2045 pemerintah perlu mendorong generasi muda menjadi entrepreneur. Apalagi di era digital, peluang menjadi wirausaha terbuka lebar bagi pemuda dengan bekal kreativitas dan inovasi yang dimilikinya. Menjadi wirausaha berarti peluang untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, mengurangi jumlah pengangguran, dan menurunkan angka kemiskinan.

Jika ENAM MEGATREN INDONESIA (tambahan penulis satunya yakni digitalisasi) menuju tahun emas 2045, mampu disusun secara konsepsional sebagai arah perubahan sosial yang diharapkan terjadi, maka diyakini bahwa JATI DIRI masyarakat Indonesia yang diharapkan terbentuk melalui peradaban baru berakar kearifan local berlandas falsafah PANCASILA akan dapat diwujudkan. Perwujudan yang sangat didasari oleh berbagai pandangan bahwa perubahan sosial itu bergerak terus seirama dengan nafas kehidupan manusia dan gerak organisasi sosial masyarakat.

Jika SIRI sibawa PESSE (Siri Na Paccae’), tetap menjadi ruh dan semangat kedirian Orang Sulsel dalam menjalani perubahan sosial, maka kemanapun angina berhembus dan ombak menghempas, tetaplah sebagai seorang Sulswesi Selatan dalam sikap dan prilaku kehidupannya.

Salamaqki Topada Salamaq. (habis/*rk)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN