Uskup Agung Merauke Percaya Masyarakat Papua Tidak Emosional Hadapi Konten Rasis Ambroncius Nababan

SOROTMAKASSAR -- Papua.

Banyak pihak menyesalkan bahkan mengutuk rasisme oleh Ambroncius Nababan terhadap Natalius Pigai, yang diekspose melalui akun Facebook pribadinya pada tanggal 21 Januari 2021 lalu. Berbagai elemen masyarakat termasuk para pemuka menyuarakan keprihatinannya.

Salah satunya datang dari Mgr. P.C. Mandagi, MSC, Uskup Agung Merauke. Selain mengutuk dengan keras, dirinya juga meminta agar Ambroncius Nababan untuk diproses hukum secara transparan, sehingga di masa akan datang, tidak ada lagi kasus rasisme di tanah air Indonesia ini terutama yang ditujukan kepada orang Papua.

Menurutnya dengan sikap dan perbuatan Ambroncius, pantaslah semua orang Papua tersinggung dan marah, namun kemarahan itu baiknya ditunjukkan bukan dengan melakukan aksi kekerasan.

“Saya percaya orang Papua khususnya di Papua Selatan tidak akan terpancing dengan melakukan kekerasan atas pelecehan ini. Orang Papua akan menunjukkan kedewasaan sebagai pribadi manusia dan sebagai umat beragama,” ucapnya.

Mgr. P.C. Mandagi, MSC juga mengajak kepada semua pihak sebagai sesama anak bangsa untuk saling menghargai dengan tidak merendahkan dan melecehkan derajat seseorang dari kelompok suku, agama dan ras lainnya.

“Kita ini semua umat manusia yang memiliki derajat tinggi dan sama dimata Tuhan, kita bukanlah hewan atau binatang yang tidak memiliki perasaan,” tegasnya.

Sebelumnya telah banyak tokoh-tokoh masyarakat yang mengutuk perbuatan rasis Nababan ini, seperti yang dilakukan tokoh masyarakat dan komunitas Batak yang berada di Papua. Kerukunan Masyarakat Batak (KMB) di Yapen dalam pernyataan sikap kerasnya yang tertuang dalam pernyataan tertulis Nomor : 01/SP-KMB-YAPEN/I/2021 dan dibacakan Ketua KMB Gokman Simbolon, SH.

Selain mengutuk dan mengecam keras serta menyampaikan bahwa yang dilakukan tersebut adalah sikap pernyataan pribadi Nababan yang tidak mewakili sikap masyarakat Batak, komunitas ini juga meminta kepada pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas serta memproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menuntut Nababan agar memohon maaf kepada saudara Natalius Pigai dan masyarakat Papua.

Pernyataan sikap keras mengutuk dan kecaman senada, juga dikeluarkan Kerukunan Masyarakat Batak di Nabire dan KMB di Numfor Supiori.

Semua pihak berharap, dengan kejadian ini kedamaian dan keamanan Papua dapat dijaga, untuk meneruskan pembangunan dan kehidupan sehari-hari dalam mewujudkan Papua yang maju dan sejahtera.(*)