Mulawarman : Mengerikan, Oligarki yang Tidak Kenal Takut Berkuasa di Sulsel

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Menanggapi tulisan mantan anggota DPR RI Akbar Faizal tentang jejaring korupsi di Sulsel yang viral di sosial media pekan ini, Mulawarman jurnalis senior di Sulsel ini mengatakan, fakta yang diungkapkan Akbar Faizal itu mengerikan.

“Bahwa dana hibah bantuan Gubernur Sulsel untuk daerah atau kabupaten dan kota yang tahun ini sebesar Rp 580 miliar dan tahun sebelumnya Rp 510 miliar, dalam bentuk proyek infrastruktur, hanya dikuasai atau dikerjakan segelintir kontraktor di Sulsel yang selama ini berada di lingkaran bupati, walikota dan gubernur. Jelas mengerikan kan,” ujar Mulawarman bernada emosi.

Mulawarman yang ditemui di Solusi Food semalam sedang bersama sejumlah pengusaha atau kontraktor kecil yang pekerjaannya belum terbayarkan di Pemprov Sulsel sejak 4 bulan lalu, menjelaskan apa yang dimaksudnya mengerikannya, adalah uang negara atau uang rakyat sebesar setengah triliun lebih setiap tahunnya itu, hanya diberikan ke segelintir kontraktor itu saja. Dan jumlah mereka tidak lebih dari 20 orang.

“Kalau baca tulisan Akbar, bukan hanya dana hibah dari Gubernur Nurdin Abdullah itu mereka kuasai. Tetapi anggaran atau dana APBD, APBD di daerah-daerahpun mereka kuasai dan kendalikan. Kata Akbar Faizal, Wajo dan Soppeng hanya dikuasai dan dikendalilan oleh tiga kontraktor saja dan satu koordinator atau ketua kelas,” ungkap Mulawarman merujuk tulisan Akbar Faizal.

Uang negara atau uang rakyat, lanjut Mulawarman, seharusnya menetes dan berputar di rakyat melalui 50 sampai 100 pengusaha atau kontraktor kecil dan menengah guna mendorong perekonomian dan pada akhirnya mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat Sulsel, ternyata uang itu hanya berputar di segelintir orang-orang itu saja. Sehingga, pantas saja kalau begini rasio ketimpangan sosial ekonomi Sulsel tidak bergerak menyempit, tetapi cenderung bergerak melebar tahun ini dan sebelumnya.

“Hal yang lebih mengerikan lagi dari fakta yang disodorkan Akbar Faizal, adalah bahwa segelintir pengusaha atau kontraktor itu, masih satu keluarga. Mereka setidaknya 4 kelompok keluarga atau kerabat, bapak, saudara, anak, sepupu, ponakan, ipar dan besan. Bayangkan, uang setengah triliun lebih setiap tahunnya, hanya dikuasai, dikendalikan dan diputar oleh 4 kelompok keluarga saja,” tutur Mulawarman.

Mereka segelintir pengusaha atau kontraktor yang masih kerabat itu, sangat bisa disebut Oligarki atau kelompok Oligarki Sulsel yang sesungguhnya berkuasa dan menguasai Sulsel. “Oligarki adalah kelompok kecil orang yang mengatur kekuasaan. Nah mereka ini sesungguhnya oligarki di Sulsel ini, karena kata Akbar Faizal, mereka sudah sampai di tahap mampu atau berkuasa mendikte bupati, walikota sampai gubernur untuk memilih dan menentukan pejabat setingkat kabag, kabiro sampai kadis pembantu bupati, walikota dan gubernur,” beber Mulawarman sembari kembali menegaskan kalau segelintir kontraktor yang masih satu ikatan kekerabaran itu, sejatinya atau sesungguh-sungguhnya mereka itulah oligarki di Sulsel ini.

Oligarki Sulsel ini, lebih mengerikan karena tidak ada takutnya. Buktinya, sambung Mulawarman yang semalam di tempat yang sama berdiskusi dengan sejumlah Ketua RT/RW yang akan dicopot Walikota Makassar, para kontraktor yang telah menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus OTT Gubernur Sulsel Nurdin Abddulah, masih keluar sebagai pemenang lelang di hampir semua proyek infrakstruktur di Sulsel, seperti di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemprov Sulsel bulan Maret dan April ini.

“Oligarki ini, tidak ada takutnya sama KPK, karena mereka adalah penguasa yang berkuasa di Sulsel ini, bukan bupati, walikota atau gubernur. Mengerikan kan,” celoteh Mulawarman lagi dengan nada marah.

Ditanya siapa yang bisa merobah keadaan ini, mengembalikan kekuasaan dari oligarki tak kenal takut itu kembali ke bupati, walikota dan gubernur, Mulawarman mengemukakan harapannya hanya pada masyarakat kampus, media dan LSM.

“Kita tidak bisa berharap pada gubernur, walikota, bupati DPRD atau politisi dan Parpol, karena mereka sesungguhnya telah terjerat untuk dikendalikan oligarki itu, sejak di Pilkada, karena bisa jadi dan besar kemungkinannya, oligarki itulah yang menentukan siapa yang jadi bupati, walikota dan gubernur di daerah ini. Karena bukan rahasia lagi, gubernur, walikota dan bupati banyak yang dibiayai oleh para oligarki itu di Pilkada untuk memenangkan Pilkada,” papar Mulawarman jurnalis senior yang dikenal dekat dengan banyak bupati, walikota dan tokoh di Sulsel ini.

Mengakhiri komentarnya, Mulawarman kembali mengungkapkan harapannya kepada masyarakat kampus seperti Unhas, UNM, UIN, UMI, UNISMUH, UNIBOS untuk turun bergerak lewat berbagai media. Apalagi, di dalam masyarakat kampus itu, ada elemen mahasiswa yang dunia menggelarinya agen perubahan peradaban bangsa-bangsa.

“80 persen harapan saya ada di mahasiswa, 10 persen pada media massa dan LSM. Sisanya 10 persen lagi pada akademisi atau kaum cerdik pandai di kampus di Sulsel yang saya tahu, enggan bersuara karena sibuk dan asyik mengejar dan mengerjakan proyek penelitian hingga sibuk banget rebutan jabatan ketua prodi, dekan dan rektor di kampus,” kunci Mulawarman. (*smc)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN