Ketua Tim PKM UMI: "Mater Plan, Akan Beri Informasi, Edukasi, dan Standarisasi Perencanaan Wilayah Secara Komprehensif"

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Melalui mater plan, masyarakat akan memperoleh informasi, edukasi, dan Standarisasi terkait tata ruang yang mengatur letak fasilitas sesuai dengan fungsi lahannya serta potensi yang dimiliki suatu kawasan. Terlebih, ke pihak pengelola Pesantren Darul ‘Ulum Ath-Thahiriyah Paladang, Kabupaten Pinrang, dan Yayasan Fhatiris Samawati Wal Ardhi selaku mitra, mereka akan memperoleh pemahaman tentang perlunya perencanaan sarana dan prasarana secara komprehensif, berbasis master plan, demi tersusunnya suatu program strategis bagi pengembangan pesantren di masa mendatang.

Demikian disampaikan Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT, didampingi anggotanya, H. Andas Budy, ST, MT, IAI, kepada media, seusai melaksanakan kegiatan PKM di Pesantren Darul ‘Ulum Ath-Thahiriyah Paladang, Kelurahan MallongiLongi, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, beberapa waktu lalu.

Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT, yang juga merupakan Dekan Fakultas Teknik (FT) UMI mengatakan, melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI, luaran yang telah dicapai dalam kegiatan PKM berupa produk Master Plan.

H. Andas Budy, ST, MT, IAI

"Dengan produk ini, pihak Pengelola dapat mengetahui standarisasi perencanaan sarana dan prasarana bangunan dengan fungsi Pendidikan dan pesantren, serta mengetahui solusi tiap permasalahan teknis dan perancangan kawasan jika terdapat masalah. Baik saat ini maupun pada masa yang akan datang. Misalnya permasalahan utilitas Kawasan seperti drainase, lampu penerang kawasan, dan jalur sirkulasi pengembangan," ungkapnya.

Kemudian lanjutnya, dengan kegiatan PKM ini, pihak pengelola memiliki gambaran penataan dan pengembangan kawasan pesantren sesuai kebutuhan dan arahan yang tertuang dalan master plan. Selain itu, masyarakat di sekitar pesantren, bisa lebih mengenal secara fisik dan mempromosikan kepada masyarakat lainnya secara lebih luas tentang pola perencanaan dan kondisi pesantren Darul ‘Ulum Ath-Thahiriyah Paladang di masa mendatang.

Lebih jauh dijelaskan, untuk meningkatkan proses belajar mengajar di dalam suatu pesantren, perlu adanya tingkat kenyamanan dan fasilitas yang memadai. Berdasarkan hal itu, rencana pembangunan dan pengembangan suatu wilayah termasuk pondok pesantren, haruslah berdasarkan hasil kajian studi kelayakan jangka panjang. Yang nantinya, dituangkan dalam rencana induk atau master plan, yang menggambarkan rencana pembangunan dan pengembangan secara bertahap, dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan serta utuh, sebagai satu kesatuan fasilitas sarana dan prasarana di pondok pesanten.

"Hasil studi kelayakan ataupun analisis kondisi umum pada analisis Master Plan ini, sangat menentukan master program. Karena, telah mengkaji seluruh aspek, baik dari segi aspek eksternal yang telah memberikan gambaran mengenai segementasi baik dari aspek geografi, demografi, pendidikan dan sosial budaya," terang Mukhtar.

Di tempat yang sama, H. Andas Budy, ST, MT, IAI, menjelaskan, selama ini, Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Ath-Thahiriyah Paladang telah memiliki beberapa bangunan seperti ruang kelas, masjid, dan sebagainya. Sayangnya, tidak memiliki tenaga ahli perancangan dan pembangunan, yang menyebabkan pembangunan kawasan pondok pesantren, tidak sesuai tahapan.

Selanjutnya, banyak permasalahan yang terjadi di lapangan. Misalnya, (1) tidak adanya peta lahan yang detail sebagai dasar perancangan master plan dan tidak memiliki peta kontur lahan sebagai acuan dalam perencanaan bangunan kedepannya agar pelekatan bangunan sesuai dengan kondisi kontur yang dipersyaratkan.

Berikutnya, (2) belum adanya rencana utilitas (baik pengadaan air bersih, air kotor dan lainnya maupun pendistribusiannya), sehingga terjadi kekurangan air di kompleks kawasan ini. (3) Kurangnya perhatian dan kepekaan terhadap desain bangunan yang sesuai dengan lokasi, iklim dan konteks bangunan tersebut berdiri. Dan (4) Kurangnya sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar, dan proses ibadah, dalam meningkatkan kreativitas serta keterampilan siswa.

"Ini penting, karena desain bangunan akan mendukung proses pembelajaran yang baik terutama dengan keadaan lingkungan kawasan yang cenderung gersang. Sehingga suasana ruang menjadi panas, silau dan berdebu. Makanya, dengan master plan ini, pihak pengelola dan mitra, akan mendapatkan pencerahan berupa edukasi dan informasi terkait pengembangan suatu wilayah pesantren yang baik," tegas Andas yang juga Ketua Prodi Arsitektur UMI. (*/zl)